Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Sri Baduga dan Museum Diorama Andalan Pariwisata Purwakarta

Reza Sunarya
23/3/2017 10:01
Sri Baduga dan Museum Diorama Andalan Pariwisata Purwakarta
(MI/Reza Sunarya)

TAMAN Air Mancur Sri Baduga dan Museum Diorama Nusantara kini menjadi andalan Kabupaten Purwakarta di sektor pariwisata. Tak hanya oleh wisatawan lokal, Air Mancur Sri Baduga juga dikenal luas oleh turis mancanegara seperti Jepang, Belanda, dan Amerika Seri-kat.

Taman air yang terletak di kawasan Situ Buleud itu bahkan disebut-sebut sebagai wings of time-nya Indonesia dan menjadi lokasi wisata air mancur terbesar se-Asia Tenggara.

Atraksi air mancur rancangan Hery Sugihardi, putra asli Purwakarta, itu tidak sekadar mengutamakan faktor estetika. Di balik keindahan, kegemulaian, dan kemegahan tersimpan filosofi nilai-nilai asli Indonesia.

Pencahayaannya, misalnya, menimbulkan cahaya pelangi dengan mengandalkan lima warna dominan, yakni biru, merah, kuning, hijau, dan ungu.

Jumlah nozel (alat semburan air mancur) yang dipasang di sekeliling situ mencapai 2.000 buah. Air mancur setinggi 6 meter tersebut berada di tengah taman seluas 2 hektare.

Untuk dapat menikmati atraksi air mancur nan istimewa di Sri Baduga, pengunjung dapat datang pada Sabtu atau malam Minggu pukul 19.30 sampai pukul 22.30 WIB, tanpa dipungut biaya alias gratis.

Destinasi wisata lainnya yang menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Purwakarta ialah Bale Panyawang-an Diorama atau Museum Diorama Nusantara.

Pengunjung dapat menikmati koleksi yang ada di museum itu secara interaktif lewat berbagai aktivitas seru. Sebagian besar naskah sejarah yang ada di Museum Diorama sudah berbentuk digital.

Dengan digitalisasi, pengunjung dapat lebih mudah memahami bentang sejarah Indonesia dan Purwakarta, sekaligus lebih menyenangkan bagi anak-anak.

Saat meresmikan Museum Diorama Nusantara, Rabu (15/3) lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku terkesan dengan tampilan digital Museum Diorama.

"Model seperti ini saya kira harus dikembangkan juga oleh daerah lain dan saya katakan Kang Dedi berhasil mengolah daerahnya dengan sempurna, bahkan luar biasa," ujar Luhut.

Museum Diorama itu ialah museum kedua yang dibangun dengan biaya APBD Purwakarta. Sebelumnya, Pemkab Purwakarta telah membangun Museum Digital Bale Panyawangan Tatar Sunda.

Luhut mengatakan keberhasilan Pemkab Purwakarta dalam menjalankan pembangunan tidak terlepas dari peran bupatinya yang memiliki visi jauh ke depan. Luhut juga terkesan dengan keindahan tata kota dan kebersihan di kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat tersebut.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyatakan Museum Diorama harus menjadi salah satu instrumen pendidikan sejarah bagi seluruh masyarakat, terutama pelajar. Tak berhenti di sini, Dedi mengatakan akan membangun diorama lain sebagai pelengkap dua diorama yang sudah ada.

"Kita ingin agar seluruh masyarakat itu senang mempelajari sejarah, terutama pelajar ya. Nanti kita lengkapi dengan diorama ibu, diorama wayang, diorama Islam dan diorama keramik," Kata Dedi yang juga dikenal sebagai budayawan Sunda.

Selain mempunyai destinasi wisata alam yang teramat indah dan tempat rekreasi yang megah, Purwakarta juga dikenal dengan satai maranggi. Satai yang perta-ma kali dibuat Mak Ranggi itu kini menjadi kuliner khas Purwakarta.

Satai yang terbuat dari daging sapi atau daging kambing itu diracik dengan resep istimewa dan disajikan bersama bumbu kecap. Saking istimewanya, Presiden Joko Widodo pernah memesan satai maranggi secara khusus untuk acara buka puasa pada Juni 2016 lalu.(RZ/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya