Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Embung Tuntaskan Banjir

Abdus Syukur
06/3/2017 02:30
Embung Tuntaskan Banjir
(Dok. MI)

BANGUN embung. Solusi itulah yang muncul dalam sarasehan mengatasi banjir di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (5/3).

Dalam sarasehan yang digelar Ikatan Alumni Santri Pondok Pesantren Sidogiri itu, Prof Suparto Wijoyo, pakar lingkungan Universitas Airlangga, membuka wawasan bahwa dalam sejarahnya, selama ratusan tahun Kerajaan Majapahit tidak pernah kebanjiran.

Dalam kitab Negara Kretagama dan Sutasoma terungkap bahwa Majapahit menerapkan konsep pembangunan satu kampung satu embung.

"Embung atau kolam atau blumbang akan menampung dan menyimpan cadangan air. Konsep itu mampu menjadi solusi mengatasi banjir dan menjaga lingkungan tetap hijau," papar Suparto.

Dia yakin konsep itu masih bisa diberlakukan di Indonesia masa kini. Untuk skala besarnya, pemerintah bisa membangun telaga atau waduk.

"Bangun embung, maka persoalan banjir yang sudah mentradisi di Pasuruan dan daerah lain bisa terpecahkan," tandas Suparto.

Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, embung mendapat nama lain kolam retensi.

Guna mengatasi banjir di daerah itu, kolam retensi akan dibangun di kawasan Cieun-teung, Kecamatan Baleendah.

"Dari total kebutuhan 7,8 hektare, kami baru bisa membebaskan 0,85 hektare. Tahun ini, kami targetkan pembebasan lahan tuntas dan pembangunan fisik bisa dimulai 2018," ungkap Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa.

Dia sangat yakin kolam retensi bisa jadi solusi. "Menjawab tantangan banjir yang terus terjadi."

Sikap dan solusi serupa juga dijalankan Pemkot Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Embung yang dalam bahasa setempat bernama kolong tangkapan air direncanakan dibangun di Kecamatan Tamansari.

"Kolong akan mengatasi banjir di Pangkalpinang," tutur Wakil Wali Kota Pangkalpinang Muhammad Sopian.


Satu tewas

Kemarin, dari sejumlah daerah dilaporkan banjir dan tanah longsor terus menjadi ancaman. Di Jambi, Hendro, 16, warga Desa Pulau Rengas, Merangin Barat, Kabupaten Merangin, tewas terseret arus Sungai Belango yang meluap.

"Banjir juga terus meluas. Saat ini sudah tiga kecamatan yang terdampak, yakni Tabir, Tabir Ilir, dan Margo Tabir. Sejumlah anak sungai dan sungai meluap sehingga warga harus waspada," imbau Bupati Merangin Al Haris.

Di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, setelah dihempas banjir dan tanah longsor, kemarin, warga dihadapkan pada masalah kelangkaan air bersih.

Sungai Batang Maek dan sungai kecil lain yang jadi andalan warga sudah keruh dan berlumpur.

"Banjir surut dan warga bekerja keras membersihkan rumah. Dina sosial melakukan intervensi dengan memasok air bersih," ujar Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota Nasriyanto.

Di lokasi lain, dua korban longsor runtuhnya Bukit Jentir di Ngawen, Gunungkidul, DI Yogyakarta, ditemukan tewas.

Mereka ialah Minto Miyarjo, 80, dan istrinya, Sugiyem, 75.

Kemarin, banjir dilaporkan terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, dan Kotawaringin Barat serta Kotawaringin Timur di Kalimantan Tengah.

Tanah longsor juga menghemba-lang warga di Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung, dan Caringin serta Cisewu, Kabupaten Garut, juga Cimanggu, Kabupaten Cilacap. (BY/RF/SL/YH/AU/AT/BB/SS/DG/AD/LD/YK/CS/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya