Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

PKL Ramai-Ramai Belajar Bahasa Inggris

(Dwi Apriani/N-3)
26/2/2017 23:30
PKL Ramai-Ramai Belajar Bahasa Inggris
(MI/Dwi Apriani)

BANGUNAN ruko di Jalan Veteran, Palembang, Sumatra Selatan, ramai didatangi para pedagang kaki lima, Kamis (23/2). Mereka datang beramai-ramai ke ruko tersebut sekitar pukul 17.00 WIB. Ruko itu sebetulnya menjadi kantor sekretariat bersama Lemhannas RI Sumatra dan organisasi Komite Pemuda Kebangsaan. Para pedagang kaki lima (PKL) itu naik satu lantai lagi menuju lantai dua. Di situ ada ruangan kursus bahasa Inggris. Rombongan pedagang satu per satu memasuki ruangan kursus bahasa Inggris. Ada sekitar 25 orang di ruangan kursus bahasa Inggris pada hari itu.

Tidak lama kemudian muncul guru bahasa Inggris sambil membagikan kertas bertuliskan bahasa Inggris disertai terjemahannya. Para peserta kursus berusia 30 tahun hingga 60 tahun, yang berasal dari beberapa pasar tradisional di Palembang. Mahmud, 61, pedagang pakaian di Pasar Palembang, tampak antusias mengikuti les bahasa Inggris. "Ada tawaran untuk ikut kursus bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Gratis lagi. Saya ingin ikut, lumayan buat menambah pengetahuan," ujar Mahmud saat ditemui Media Indonesia di ruangan kursus.

Diakuinya, belajar bahasa Inggris tidak mudah. Namun dengan pelan-pelan, mereka memahami sedikit demi sedikit. Pelajaran yang diajarkan mengenai dasar-dasar bahasa Inggris dan bahasa sehari-hari yang umum dipakai saat ada transaksi jual beli di pasar. "Belajarnya tiap malam di dalam kelas seusai aktivitas berjualan selesai," kata Charma, pengajar sekaligus sukarelawan yang bergabung dalam organisasi Komite Pemuda Kebangsaan. Sebagai tenaga sukarela, bagi Charma hal itu merupakan pengalaman pertama mengajari orang-orang usia dewasa bahkan lanjut usia.

"Selama ini saya biasanya mengisi kursus bahasa Inggris untuk anak-anak sekolah di salah satu bimbingan belajar di Palembang. Saya tertarik menjadi relawan mengajar untuk orang-orang dewasa karena cukup menantang," tambahnya. Diakui Charma, sangat jelas perbedaan mengajar orang dewasa dengan anak-anak sebab orang dewasa akan lebih sulit memahami pelajaran yang disampaikannya. "Para pedagang ini banyak yang tidak lulus SMA. Bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. Jadi mengajar dari nol lagi," beber dia.

Pada kesempatan sama, Ketua Komite Pemuda Kebangsaan Erry Gustion menambahkan ada tiga relawan yang mengajarkan bahasa Inggris. "Ada sekitar 40 PKL yang bergabung dalam kursus ini. Mereka belajar setiap Selasa dan Kamis pukul 17.30-21.30 WIB selama tiga bulan. Kegiatan ini juga untuk menyambut Asian Games yang dilaksanakan di Palembang."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya