Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEMASUKI panen raya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, harga gabah justru anjlok. Bulog setempat mulai selektif dalam menyerap gabah hasil panen musim penghujan ini.
Pantauan Media Indonesia Jumat (24/2) menunjukkan bahwa harga jual gabah di tingkat petani hanya sekitar Rp2,5 juta per petak, atau turun Rp1 juta dari harga normal.
Harga gabah itu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, mulai dari olah sawah, tanam, hingga masa panen.
"Padahal biaya mengolah sawah, tenaga tanam, pupuk, serta obat-obatan pengendali hama penyakit menghabiskan Rp1,2 juta per petak," jelas Margono, petani Desa Balak, Kecamatan Cawas, Klaten, Jumat (24/2).
Lantaran harga gabah anjlok, untuk musim tanam pertama ini Margono tidak dijual. Ia memilih menyimpan di rumah.
Joko Nur Riyanto, pemilik UD Sekar Putri Klaten selaku mitra Bulog membenarkan bahwa harga gabah kering panen saat ini hanya Rp3.300-Rp3.400 per kg.
"Harga jual di bawah harga pembelian pemerintah Rp3.700 per kg," ujarnya.
Di Purworejo, Satuan Kerja Bulog Subdivre Kedu terjun langsung ke desa-desa untuk membeli gabah petani, untuk mengantisipasi jatuhnya harga gabah akibat ulah pedagang.
"Kami langsung datangi petani yang di daerahnya menjual gabah dengan harga murah atau di bawah harga standar. Pedagang ingin mendapat untung besar, tetapi merugikan petani," kata Wakil Kepala Bulog Subdivre Kedu, Joko Pamungkas.
Dia menemukan harga gabah kering panen kualitas bagus dijual Rp3.000 hingga Rp3.300 per kg.
"Kami beli 5 ton gabah kering dengan harga pemerintah Rp3.700 per kg karena memenui persyaratan," jelasnya
Masih terkait dengan tanaman padi, petani di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim tanam ini diminta menanam padi varietas tahan wereng.
"Musim tanam padi, kami anjurkan para petani menanam padi tahan wereng. Jangan menanam padi IR-64," kata Kadis Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi. (JS/AU/Ant/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved