Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEORANG pasien panti rehabilitasi Yayasan Pondok Anugerah (YPA) di Jalan Jayagiri No 38 Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia dengan tidak wajar.
Pihak keluarga yang merasakan kejanggalan dengan kematian korban menuntut polisi segera mengungkap penyebab meninggalnya tersebut.
Korban bernama Irwan Santoso, 52, warga Tangerang, yang tewas dengan kondisi luka lebam pada punggung serta sejumlah rahang gigi yang lepas. Pihak keluarga merasa adanya perlakuan yang salah dilakukan oleh pengelola panti kepada Irwan.
Pasalnya, selama hidupnya, Irwan dikenal pendiam dan lebih sering menghindari masalah.
Penuturan Santoso Budiarto, 53, kakak ipar korban, Irwan meninggal pada 19 Januari 2017 di Rumah Sakit Imanuel Bandung setelah selama sepekan lebih dirawat di RS tersebut.
"Almarhum mempunyai riwayat penyakit depresi, sudah tiga kali masuk panti rehab setelah ia memutus tali perkawinan dengan istrinya," ungkap Santoso saat melaporkan kasus itu ke Polsek Lembang, Kamis (26/1).
Menurut dia, berdasarkan pengakuan pengelola, korban yang masuk panti YPA pada 30 November 2016 itu meninggal karena berkelahi dengan sesama pasien. Namun, Santoso tidak percaya begitu saja, sebab dari hasil autopsi ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Yang membuat pihak keluarga merasa janggal, mereka tidak diperkenankan menjenguk korban selama direhab karena alasan menganggu tahap pengobatan. Jadi, mereka juga tidak tahu menahu kondisi yang terjadi serta hubungan korban dengan sesama pasien selama ini.
"Tiba-tiba kita dikabari sama pihak panti kalau Irwan sudah kritis pada 11 Januari 2017, dikatakan badan Irwan kejang-kejang. Awalnya, ia dirawat di RSHS (RS Hasan Sadikin) tapi karena kondisinya makin menurun akhirnya kita rujuk ke RS Imanuel. Dan di sana ia meninggal dunia," bebernya.
Kerabat korban lainnya, Conni, 41, menyatakan Irwan belum pernah mengalami depresi berat dan pada waktu-waktu tertentu saja penyakitnya itu kumat. Bahkan sebelum direhab, kata Conni, korban senang bercerita tentang apa pun yang dilihatnya.
"Dia itu nggak pernah ngamuk, cuma suka banyak bicara, apa-apa dia ceritakan. Karena ngoceh terus, ya akhirnya kita serahkan ke panti rehabilitasi agar kondisi kejiwaannya bisa stabil lagi," tuturnya.
Polsek Lembang, yang menerima aduan keluarga korban, mengaku akan mengungkap kasus itu. Sejumlah saksi dari panti rehabilitasi YPA sebelumnya sudah dimintai keterangan.
"Kita sedang selidiki, saksi-saksi juga sudah ada yang diperiksa. Menurut pengakuan pihak panti, korban tewas karena perkelahian," terang Kapolsek Lembang Kompol Widarjo.
Sementara itu saat dimintai konfirmasi, pihak YPA mengaku memang pernah ada seorang pasien bernama Irwan yang meninggal. Kematian Irwan disebabkan berkelahi dengan sesama binaan di tempatnya.
"Meninggalnya seminggu setelah dirawat di RS, sudah kita jelaskan pada pihak keluarga kalau kematiannya itu karena berkelahi," kata Wakil Ketua YPA, Michael.
Pihaknya sudah berterus terang menyampaikan penyebab kematian Irwan kepada pihak keluarga dan kepolisian bahwa kejadian itu murni akibat perkelahian.
Jika pihak keluarga tidak puas atas jawaban itu, Michael siap memberikan keterangan sejelas-jelasnya kepada pihak berwajib.
"Kita bersyukur kasus ini melibatkan pihak kepolisian agar bisa lebih jelas. Toh, kita juga sudah bicara apa adanya dan nggak pernah membiarkan cara-cara kekerasan dalam merehabilitasi pasien di sini," jelasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved