Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DAHULU kala, ada seorang perempuan bernama Toli mandi di sebuah air terjun yang terletak di dalam hutan.
Perempuan tersebut menurut cerita warga setempat, memiliki rambut panjang hingga ke ujung kaki sehingga untuk mencuci rambut dia harus mandi di sungai.
Suatu hari, saat Toli mandi, tiba-tiba rambutnya tersangkut dibebatuan dan terjatuh dari tebing air terjun.
Toli akhirnya meninggal dunia, dan sejak saat itu warga setempat memberi nama air terjun yang terletak di Hutan Desa Lampo dengan sebutan Pangasintoli.
Pangasin dalam bahasa daerah setempat berarti air terjun, sedangkan Toli mereka ambil dari nama perempuan yang jatuh di tebing air terjun tersebut.
Demikianlah kisah turun-temurun di masyarakat sekitar kawasan hutan Desa Lampo, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Air terjun Pangasintoli memiliki lima tingkat.
Tingkat empat merupakan tingkatan yang paling tinggi yang menjulang kurang lebih 10 meter.
Di atas tingkat empat, ada sungai kecil yang terbentuk.
Di sekitar air terjun, terdapat pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.
Suara merdu burung- burung di dalam hutan akan melengkapi indahnya perjalanan para wisatawan yang berkunjung.
Sayangnya, destinasi wisata di Donggala ini berada di tengah hutan yang masih sulit dijangkau, jauh dari keramaian kota.
Jaraknya kurang lebih 400 meter dari Dusun II Salubalimbi.
Wisatawan jarang datang ke destinasi wisata yang satu ini, kecuali mereka warga lokal dan warga yang tinggal tidak jauh dari Desa Lampodan bernyali cukup tinggi.
Selain lokasi yang belum terekspos ke publik, akses ke lokasi air terjun masih sangat sulit sebab untuk sampai di lokasi, pengunjung harus berjalan mengikuti aliran air yang berasal dari Pangasintoli.
Bila sedang musim hujan, pengunjung tidak bisa memasuki lokasi karena debit aliran air akan tinggi.
Hingga saat ini, belum ada jalur alternatif yang dibuat sehingga masyarakat lebih mudah untuk menjangkau lokasi.
Tidak mengherankan bila destinasi wisata di Donggala ini sepi dari kunjungan wisatawan.
"Jangankan orang dari luar, warga lokal dari Donggala sekalipun masih banyak yang belum tahu keberadaan air terjun ini. Padahal, jarak dari Ibu Kota Kabupaten hanya kurang lebih 13 km saja," ujar Ketua RT Dusun II Salubalimbi Ruspan, belum lama ini.
Masyarakat yang mendiami Desa Lampo berkeinginan agar pemerintah setempat bisa memberikan perhatian sehingga destinasi wisata air terjun Pangasintoli bisa terkenal hingga ke mancanegara.
"Kalau ini dikelola dengan baik oleh pemerintah dan melibatkan warga di sini, pasti akan menambah penghasilan kami di desa ini," tambah warga Dusun II Salubalimbi, Cepi. (M Taufan SP Bustan/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved