Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PELETAKAN batu pertama pembangunan Bandara Internasional New Yogyakarta International Airport (NYIA) diagendakan akhir Januari ini oleh Presiden Joko Widodo.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyambangi kediaman Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk menyampaikan rencana tersebut. Ditargetkan pada Maret 2019, bandara sudah dapat beroperasi.
"Saya ditemani Mensesneg untuk berdiskusi persiapan rencana pembangunan di Kulon Progo. Secara teknis, AP (Angkasa Pura) I sudah melaporkan persiapan baik pembebasan tanah dan teknis. Oleh karenanya, kami berdiskusi dengan Sultan terkait rencana Presiden datang pada akhir bulan ini. Tanggal waktunya kami usulkan dari Mensesneg,” ujar Menhub di Kulonprogo, Yogyakarta, Sabtu (21/1).
Dukungan dan ketegasan Sultan untuk proyek ini diapresiasi Menhub sebagai contoh bagi wilayah lain bagaimana seharusnya sinergi antara pemerintah pusat, korporasi, dan pemerintah daerah. Secara makro, kata Menhub, Presiden menetapkan Yogyakarta menjadi destinasi pariwisata setelah Bali, bersama Toba, dan Mandalika.
Sri Sultan menerangkan, sebagai tuan rumah, pihaknya bertugas mempersiapkan Yogyakarta untuk pembangunan bandara tersebut, termasuk menyelesaikan persoalan pembebasan lahan milik Paku Alam.
Seperti diberitakan, dari sekitar 2.600 bidang, sekitar 9% atau 237 di antaranya belum berhasil dilakukan pembebasan lahan karena masalah penolakan warga, masih sengketa ahli waris, dan lainnya.
"Dalam teknisnya, Paku Alam dititipkan kepada pengadilan (konsinyasi). Saya harap ini tidak akan mengganggu proses pembangunan. Mengenai peletakan batu pertama, kami hanya bisa usulkan tanggal 23, 27, atau 30 (Januari), tergantung Presiden menyediakan waktu," kata Sultan.
Mensesneg Pratikno menyampaikan bahwa Presiden ingin pembangunan infrastruktur yang sudah lama ditetapkan agar tidak terus mundur dibangun.
"Harus segera dilakukan. Semakin banyak menunda, maka kita akan semakin kehilangan kesempatan. Sehingga pengembangan DIY sebagai salah satu destinasi wisata bisa dipercepat," katanya.
Direktur Utama AP I Danang S Baskoro menerangkan hingga saat ini, bandara yang akan dibangun di Desa Jangkaran, Kulonprogo, DIY, dengan izin pembangunan lahan seluas 645,57 hektare, dan didapat luas tanah proyek sesuai pengukuran 587,2 ha.
Berdasarkan laporan pembayaran, 91% sudah dibayar untuk pembebasan lahan, yang terdiri dari 58% tanah warga, tanah instansi 6%, dan Paku Alam Ground (PAG) 27%.
"Nilai investasinya sendiri secara total Rp 9,3 triliun, termasuk untuk pembebasan lahan sebesar Rp 4,1 triliun,” tutur Danang.
Bandara NYIA ini digadang-gadang dapat menampung kapasitas sepuluh kali lipat dari Bandara Adisucipto yang hanya mampu menampung 1,5 juta penumpang.
Setelah groundbreaking ini, pembangunan fisik akan dimulai, seperti pemagaran lahan, kemudian kontraktor perencanaan, dan kontraktor pembangunan.
"Konsepnya ini sudah kami bicarakan kepada budayawan Yogya, keinginannya seperti apa, kami sudah tampung semua. Ini desainnya masih mungkin ada perubahan. Kami menangkapnya budaya Yogya. Akan kita buat desain perencanannyan," katanya.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Pimpinan Proyek Bandara New Yogyakarta, R Sujiastono, pada bidang yang masih dalam proses konsinyasi atau dititipkan pada PN Wates, akan diberikan waktu sekitar 15 hari untuk memulai pengosongan lahan. (AT/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved