Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
KEBERADAAN aktivitas tambang laut dengan kapal-kapal isap timah di depan kawasan Pantai Tongaci Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung mengancam keindahan pantai. Padahal, pantai tersebut menjadi primadona masyarakat untuk menghabiskan libur akhir pekan.
Pantai Tongaci merupakan salah satu objek wisata di Pulau Bangka yang berjarak kurang lebih 30 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Bangka Belitung, Pangkalpinang. Kendati baru beberapa bulan lalu diresmikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, kawasan wisata ini mampu menarik perhatian para wisatawan untuk mengujunginya.
Untuk mengujungi kawasan wisata Tongaci, pengelola hanya memasang tarif masuk Rp10 ribu untuk kendaraan roda empat dan Rp5 ribu untuk sepeda motor. Hanya dengan tarif di bawah Rp10 ribu, para pengunjung dapat menikmati indahnya panorama pantai dengan hamparan pasir putih.
Adapun bagi yang ingin bermain wahana air seperti kano, jetski, atau perahu pisang, pengunjung akan dikenakan tarif lain dengan menyewa peralatan tersebut kepada petugas yang berjaga di pantai tersebut.
Sedangkan bagi wisatawan yang enggan bermain air dengan fasilitas yang ada, mereka bisa mengunjungi museum barang-barang antik, dekolomotif, galeri, perpustakaan, pasar seni, bar, atau restoran masakan laut.
Di Pantai Tongaci, wisatawan juga dimanjakan dengan keramba-keramba apung tempat budidaya ratusan penyu dari berbagai jenis.
Bagi wisatawan yang hobi berfoto, pihak pengelola pantai telah mengubah semua panorama di sepanjang jalan dengan hiasan payung-payung cantik khas Negeri Tirai Bambu.
"Wau, Pantai ini indah, banyak fasilitasnya. Kita terhibur dan benar-benar bisa menikmati suasananya. Ini lah yang membuat Tongaci berbeda dari pantai-pantai lain, sehingga selalu ramai dikunjungi," ungkap Fitriyanti, wisatawan lokal asal Sungailiat Bangka.
Murahnya tarif masuk menjadikan kawasan wisata ini sebagai pilihan masyarakat untuk menghabiskan libur akhir pekan.
"Biaya masuknya juga murah, dengan fasilitas luar biasa," tambah Fitriyanti.
Namun, keindahan pandangan mata di Pantai Tongaci sedikit terusik dengan adanya puluhan kapal isap timah yang beraktivitas di depan pantai.
"Sayangnya, banyak kapal yang menambang, akibatnya pantai sebagus ini harus rusak karena aktivitas penambangan," terangnya.
Pemilik Kawasan Wisata Pantai Tongaci, Sean Sugito, mengatakan, nama pantai ini diambil dari nama orangtuanya. Setelah dilakukan beberapa perubahan dengan penambahan fasilitas, setiap hari jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 1.000 orang. Bahkan, di musim libur seperti saat ini, jumlahnya bisa meningkat hingga 2 kali lipat atau sekitar 2.500 wisatawan.
"Wah kalau musim libur begini jumlahnya dua kali lipat atau bisa mencapai 2.500 orang," kata Sean.
"Tarif masuk kita hanya berlaku pada kendaraan, berapa orang pun yang ada di dalamnya tetap kita kenakan Rp10 ribu untuk mobil dan motor Rp5 ribu," ucap dia.
Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan aktivitas penambangan yang berada di sekitar pantai. Keindahan pantai memang diakuinya terusik dengan keberadaan kapal-kapal pengisap timah tersebut. Padahal, aktivitas penambangan tersebut menyisakan sedimentasi limbah tambang hingga ke tepian pantai.
"Saya sedih melihat banyaknya kapal timah yang menambang di depan kawasan wisata, kita harap pemerintah dapat mengambil tindakan," harapnya.
Di Tongaci, menurut Sean, pengunjung akan diberikan edukasi terkait penangkaran penyu. Penangkaran penyu miliknya sudah dimulai sejak 2009 lalu, berawal dari rasa prihatin melihat kepunahan hewan tersebut.
"Tahun 2009 saya prihatin lihat penyu kita hampir punah, jadi saya lestarikan dengan membuat penangkaraan," terang dia.
Penyu-penyu ini punah akibat maraknya aktivitas tambang laut di sekitar perairan Bangka yang berjarak 500 meter dari bibir pantai Tongaci.
"Untuk melestarikan penyu-penyu ini, kita mencari telur-telur penyu yang ada di Pantai Bedukang, Air Hantu, Matras, dan Pulau Toti," kata sean.
Telur-telur penyu ini, lanjut dia, kemudian dibawa dan ditetaskan di Pantai Tongaci yang sampai saat ini berjumlah 500 penyu berusia 2-3 tahun.
"Sekarang penyu yang ada di penangkaran kita sudah ada sekitar 500 ekor berusia 2-3 tahun," tuturnya.
Namun, karena tingginya sedimentasi limbah dari aktivitas tambang timah laut, membuat setiap hari selalu ada penyu yang mati.
"Saya prihatin kalau lihat penyu mati terus, dan kalau tambang laut dibiarkan bisa habis penyu di penangkaran saya."
Padahal, keberadaan penangkaran penyu menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk mengujungi pantai tersebut. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved