Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SALAH satu terduga teroris yang tertangkap di Purwakarta, Abu Arham, yang mempunyai nama lengkap Rizal Dzurrohman Hendarsah, 29, ternyata dikenal sebagai sosok yang terbuka di lingkungan rumah kontakannya di Kompleks Griya Bukit Tanimulya Kampung Kebon Kelapa RT 04/02 Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Sebagai warga pendatang, Rizal, yang lebih dikenal warga sebagai penjual es susu keliling ini, sempat melapor terlebih dahulu kepada Ketua RT setempat bahwa ia akan tinggal di salah satu kontrakan di wilayah tersebut.
Adung Dimiati, 64, Ketua RT setempat menuturkan, Rizal mendiami kontrakan bersama istrinya yang bernama Cunayawati, 30, dan seorang anak yang baru berusia 3 tahun. Keluarga itu mengaku sebagai pindahan dari Kampung Cikande, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat.
"Saat mau mengontrak di sini, Rizal menyerahkan Kartu Keluarga (KK) kepada saya," ungkap Adung, Senin (26/12).
Dia mengungkapkan, Rizal menempati rumah kontrakan yang berada di paling ujung berukuran 5 meter x 7 meter. Adung mengaku sama sekali tidak menduga tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, Gegana Polda Jabar, dan Tim Taktis Polres Cimahi mendatangi lokasi kontrakan yang sudah ditinggali Rizal selama 2 bulan terakhir ini karena terlibat menjadi salah satu anggota teroris yang tertangkap di Purwakarta.
"Saya enggak menyangka saja dia dituduh (teroris). Soalnya, selama tinggal di sini, dia itu dikenal sebagai sosok yang ramah, sopan, dan suka bersosialisasi. Kalau pulang kerja terus lihat ada warga yang berkumpul, dia suka menyapa dulu dan bersalaman dengan mereka," tuturnya.
Berdasarkan catatan di Kartu Keluarga, pendidikan terakhir Rizal dan Cunayawati bergelar sarjana S1, tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, Rizal sehari-hari berporfesi sebagai penjual es susu keliling. Sedangkan Cunayawati menjadi guru.
"Keduanya berpendidikan tinggi, Rizal orangnya cakep, tapi usianya lebih muda dari istrinya," ujarnya.
Kecurigaan timbul saat ada warga yang melapor bahwa keluarga kecil itu meninggalkan kontrakan tanpa ada keterangan apa pun setelah ramainya pemberitaan bom Tangerang, beberapa waktu lalu.
"Tiba-tiba mereka menghilang begitu saja, sangat aneh menurut kami karena di mata masyarakat, dia itu dikenal sosok yang terbuka dan suka mengobrol," bebernya.
Warga pun baru mengetahui jika Rizal menjadi target Densus saat melihat pemberitaan di televisi. Bahkan, karena khawatir terjadi apa-apa, warga sempat saling bertanya menanyakan apa yang menimpa mereka.
"Kita heran karena kontrakannya dibiarkan kosong dan jemuran pakaian dibiarkan di luar sampai beberapa hari. Tahunya Rizal sudah jadi target dan ditangkap polisi," tambahnya.
Sementara itu, pasca penggeledahan Minggu (25/12) malam, saat ini garis polisi masih terpasang di rumah yang dikontrak Rizal. Sejumlah petugas kepolisian tampak masih berjaga di sekitarnya.
Di lokasi berbeda, Kampung Sukamulya RT 3 RW 25, Desa/Kecamatan Padalarang, di kontrakan milik terduga teroris Abu Faiz, garis polisi juga masih dipasang polisi. Sejumlah warga sekitar yang penasaran masih mendatangi lokasi rumah kontrakan terduga teroris tersebut.
Ketua RW 20, Robby Rusmana, mengaku, sebelum kejadian ini, dia sudah mengingatkan kepada aparat desa sampai ke tingkat RT agar setiap pendatang harus didata. Mengingat di sekitar wilayah itu banyak rumah kontrakan yang disewa pegawai pabrik dan pedagang.
"Lingkungan di sekitar sini banyak kontrakan, bahkan sudah ada belasan tahun yang tinggal di sini," kata Robby. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved