Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AKTIVITAS pelayaran armada Feri di Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai hari ini masih lumpuh. Kondisi itu mengakibatkan arus mudik Natal dan Tahun Baru terganggu. Penumpang yang akan mengisi liburan di berbagai wilayah terpaksa mengurungkan niat mereka karena ketiadaan angkutan.
"Tidak ada kapal sehingga kami terpaksa kembali ke rumah," kata Elda, penumpang tujuan Pulau Rote di Dermaga Penyeberangan Bolok Kupang, saat ditemui Jumat (23/12) sore.
Di pelabuhan itu, sudah ada puluhan truk pengangkut barang kelontong tujuan Rote parkir di terminal keberangkatan. Truk-truk itu tertahan antara 2-3 hari akibat cuaca buruk.
Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) menghentikan seluruh operasional kapal sejak Kamis (22/12) menyusul tinggi gelombang di perairan mencapai 6 meter dan kecepatan angin 35 knot per jam atau 65 kilometer per jam.
Armada Feri yang tidak berlayar tersebut menyelamatkan diri di dekat Perairan Pulau Semau sekitar 5 mil di bagian barat pelabuhan Bolok.
Kepala PT ASDP Indonesia Feri Cabang Kupang, Arnoldus Yansen, mengatakan, satu hari sebelum penutupan pelayaran, tiga armada memilih balik haluan kembali ke dermaga karena tidak mampu melintasi gelombang tinggi, yakni kapal tujuan Pulau Sabu, Ende, dan Waingapu di Kabupaten Sumba Timur. Tiga kapal tersebut diterjang gelombang setinggi 4 meter di Laut Sawu.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang, Ste Nenotek, mengatakan, cuaca buruk diakibatkan Siklon Yvette yang tumbuh di Samudra Hindia selatan Bali sejak 22 Desember lalu.
Pada 23 Desember 2016, posisi badai sekitar 650 kilometer selatan Denpasar dengan tekenan terendah 987 milibar. Kecepatan angin di pusat badai masih seperti satu hari sebelumnya yakni 75 kilometer per jam. Badai tersebut mengakibatkan hujan sedang hingga deras terjadi di Jawa Timur, Bali, NTT, dan NTB.
Sementara itu, ketinggian banjir di sekitar 80 sungai di wilayah Kabupaten Kupang telah berkurang di bawah 1 meter sehingga memberikan kesempatan kepada angkutan perdesaan kembali melintasi sungai.
Tiga hari sebelumnya, arus lalu lintas dari Kota Kupang menuju enam kecamatan di wilayah Kabupaten Kupang yang dipisahkan oleh puluhan sungai tersebut lumpuh akibat banjir bandang di sungai.
Enam kecamatan yang sempat itu ialah Amfoang Timur, Amfoang Utara, Amfoang Selatan, Amfoang Barat Laut, Amfoang Barat Daya, dan Amfoang Tengah.
"Lalu lintas lumpuh karena di wilayah ini belum ada jembatan penghubung, jika terjadi banjir di sungai aktivitas masyarakat lumpuh," kata Camat Amfoang Utara Ande Naisunis. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved