Posko Pengungsian Tergenang Air, Warga Terpaksa kembali ke Rumah

Ferdian Ananda Majni
19/12/2016 20:40
Posko Pengungsian Tergenang Air, Warga Terpaksa kembali ke Rumah
(MI/PANCA SYURKANI)

HUJAN deras yang mengguyur kawasan Pidie Jaya mengakibatkan sejumlah posko pengungsian tergenang air dan memaksa sebagian masyarakat kembali ke rumah masing-masing meskipun khawatir akan terjadi gempa susulan.

Abdurrahman, warga Kemukiman Lancok, Kecamatan Bandar Baru, mengatakan, sejak Minggu (18/12) malam, para pegungsi terpaksa kembali tidur di rumah masing-masing meskipun masih trauma dan takut terjadi gempa susulan.

Namun, kondisi pengungsian yang tergenang air memaksa mereka kembali tidur di rumah dan memberanikan diri.

"Semua orang pulang ke rumah karena diguyur hujan deras semalam. Tidak ada tempat tidur tergenang air. Walaupun di bawah tenda, tendanya pun kayak mau terbang. Jadi mau tidak mau harus berani tidur di rumah masing-masing," katanya.

Berdasarkan pantauan, di beberapa titik pengungsian, sejumlah pengungsi saat ini sudah mulai berani pulang ke rumah masing-masing guna memulai aktivitas normal. Namun, sebagian warga yang rumahnya rusak berat masih bertahan di lokasi pengungsian.

"Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih mendirikan tenda di halaman rumah mereka masing-masing. Kayaknya gempa susulan mulai reda, makanya kami beranikan diri untuk tidur di rumah," Kata Kepala Gampong Deah Pangwa, Munawir, kepada Media Indonesia, Senin (19/12).

Sementara itu, masyarakat korban gempa di Desa Mee Peuduk, Kemukiman Peuduk Baroh, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, meminta pemerintah segera membangun kembali aliran irigasi yang rusak akibat berkekuatan gempa 6,5 skala Richter yang melanda wilayah itu 7 Desember 2016 lalu.

Tokoh masyarakat setempat, Tgk Ibnu, mengatakan, pemerintah diharapkan segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak parah akibat gempa di wilayah Trienggadeng agar masyarakat bisa kembali ke sawah. Apalagi, dalam waktu dekat musim tanam sudah dimulai.

"Selain melakukan rehab dan rekon rumah warga dan sejumlah fasilitas umum, pemerintah juga segera meninjau dan memperbaiki irigasi sawah karena mayoritas warga di sini petani," sebutnya.

Ia menjelaskan, meski masih trauma tetapi masyarakat setempat sudah mulai beraktivitas normal. Oleh karena itu, perbaikan irigasi sangat penting agar masyarakat bisa kembali mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Sumber pendapatan masyarakat di Kemukiman Peuduk Baroh, Pidie Jaya, kebanyakan di sektor pertanian dan perkebunan. Makanya kami minta irigasi yang rusak bisa segera diperbaiki dan berfungsi karena sejauh 7 kilometer baru ada sumber air," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya