Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KASUS kerusakan gigi pada anak sekolah menjadi sorotan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam. Hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan banyak anak membutuhkan perawatan konservasi gigi, termasuk perawatan saluran akar. Namun, pelayanan sering terhambat akibat antrean panjang peserta BPJS Kesehatan.
Kepala Dinkes Batam, dr. Didi Kusmarjadi, mengatakan pihaknya menerapkan sistem prioritas untuk menangani kasus konservasi gigi pada anak. “Karena antrean panjang, tidak semua pasien konservasi gigi bisa langsung mendapat layanan. Kasus-kasus dengan tingkat urgensi tinggi akan diprioritaskan,” katanya, Senin (18/8).
Dia menjelaskan, penambahan tenaga ahli konservasi gigi tidak bisa dilakukan langsung oleh pemerintah daerah karena berada di luar kewenangan Dinkes Batam. “Daerah tidak memiliki kewenangan untuk merekrut tenaga spesialis karena hal tersebut diatur oleh pemerintah pusat,” ujarnya.
Sebagai langkah jangka pendek, Dinkes Batam memperkuat program pencegahan dengan edukasi kesehatan gigi di sekolah. Anak-anak didorong untuk membiasakan menjaga kebersihan gigi sejak dini agar tidak sampai membutuhkan penanganan medis yang rumit.
Selain kasus gigi, pemeriksaan kesehatan juga menemukan sejumlah anak menderita hipertensi dan diabetes. Meski jumlahnya tidak dirinci, Didi menyebut temuan itu cukup mengkhawatirkan. “Perawatan hipertensi dan diabetes bisa difasilitasi BPJS Kesehatan, tetapi yang terpenting adalah mencegah agar kasus tidak semakin meluas,” tambahnya.
Pencegahan dilakukan dengan pemeriksaan rutin gula darah, tekanan darah, serta berat badan. Pola makan sehat juga digalakkan dengan mengurangi konsumsi gula, garam, gorengan, dan memperbanyak sayuran, buah, serta protein sehat. Aktivitas fisik minimal 60 menit per hari juga dianjurkan, selain membatasi penggunaan gawai.
Untuk itu, dukungan keluarga dan sekolah sangat penting dalam menjaga kesehatan anak. “Penyediaan kantin sehat menjadi tanggung jawab sekolah, sedangkan orang tua berperan memberi contoh perilaku hidup sehat di rumah. Anak juga membutuhkan dukungan mental agar tidak terbebani oleh penyakit yang dialaminya,” jelasnya.
Dinkes Batam menegaskan fokus utama saat ini adalah pencegahan, pemantauan berkelanjutan, serta menciptakan lingkungan sehat yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Salah satu orang tua murid, Ani, 35, warga Sei Harapan, Batam, mengaku sering menghadapi kesulitan ketika anaknya membutuhkan perawatan gigi di fasilitas kesehatan. “Antreannya panjang sekali, kadang sampai berbulan-bulan. Anak sudah sakit, tapi tetap harus menunggu. Kami berharap jumlah dokter gigi di Batam bisa ditambah,” katanya.
Ia menilai edukasi kesehatan gigi di sekolah sangat penting. Menurutnya, pembiasaan sejak dini akan lebih efektif jika dilakukan di lingkungan tempat anak belajar. “Kalau ada kegiatan sikat gigi bersama atau kantin sehat di sekolah, anak-anak pasti lebih terbiasa menjaga kesehatan giginya,” tambahnya. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved