Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
KOTA Yogyakarta memang bukan daerah endemis penyakit malaria. Namun, karena dinamika mobilitas penduduk dari luar kota yang tinggi, penyakit malaria juga berpotensi masuk ke wilayah Kota Yogyakarta.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, mengatakan Kota Yogyakarta sudah mendapat sertifikasi bebas malaria pada tahun 2014. Kasus malaria yang ada di Kota Yogyakarta saat ini adalah kasus impor atau dari luar kota.
"Kita tetap harus melakukan upaya-upaya pemeliharaan untuk mempertahankan status bebas malaria," kata Lana.
Pihaknya pun terus mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dan mencegah malaria. Ia menjelaskan, penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium sp melalui gigitan nyamuk Anopheles sp betina. Kasus malaria ada beberapa jenis, seperti malaria indigenous jika penularan terjadi di wilayah setempat dan tidak ada bukti langsung berhubungan dengan kasus impor.
Selain itu, ia menyebut, malaria impor adalah ketika sumber penularannya berasal dari luar daerah. Ia menegaskan, malaria masih ada dan endemis di beberapa daerah terutama di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku. Orang yang terkena penyakit malaria mengeluarkan beberapa gejala, antara lain demam, pusing, berkeringat, menggigil, lesu, mual, muntah, sakit perut dan diare.
"Jika mengalami gejala-gejala itu, terutama setelah bepergian dari daerah endemis malaria segera memeriksakan ke puskesmas atau rumah sakit. Malaria bisa sembuh jika cepat diobati," ungkapnya.
Kasus malaria yang terjadi di Kota Yogyakarta, lanjut dia, semuanya adalah kasus impor. Artinya, penularan malaria itu bukan terjadi di Kota Yogyakarta. Sejak Januari sampai Agustus 2025, pihaknya mencatat ada sekitar 39 kasus malaria impor di Kota Yogyakarta. Kasus malaria impor itu ada penduduk Kota Yogyakarta yang tertular saat berada di luar kota. Misalnya, anggota TNI/Polri tertular Malaria saat penugasan di luar Jawa. Kasus lainnya dilaporkan berasal dari penduduk luar Yogya dan tertular di daerahnya masing-masing, tapi saat ini berdomisili di Kota Yogyakarta.
Saat ini, Kota Yogyakarta termasuk yang menjadi sampling untuk assesment sertifikasi bebas malaria tingkat Provinsi DI Yogyakarta. "Jadi Kota Yogyakarta tetap harus melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan status bebas malaria dan mendukung eliminasi malaria di DI Yogyakarta," tuturnya.
Masyarakat diharapkan bisa mencegah potensi Malaria dengan gerakan 3M Plus, yaitu menguras, menutup dan mengubur atau memanfatkan kembali barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk. "Plusnya antara lain menggunakan lotion antinyamuk dan gotong royongmembersihkan lingkungan. Di samping itu masyarakat lebih baik menerapkan pola hidup bersih dan sehat," tukasnya.(M-2)
ORGANISASI Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini menyatakan bahwa Timor Leste bebas malaria. Hal ini lantas menjadi tonggak sejarah kesehatan publik yang luar biasa bagi negara tersebut.
Obat malaria pertama yang diformulasikan khusus untuk bayi dan balita telah resmi disetujui untuk digunakan.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Meskipun tantangan terbesar berada di kawasan Afrika, kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia tidak boleh lengah.
Presiden RI ke-6 itu juga menyoroti wilayah Papua yang masih menyumbang 93% dari beban malaria nasional, dan menekankan pentingnya komitmen lintas pemerintahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved