Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Betonisasi Trotoar Kota Bandung Hilangkan Fungsi Resapan Air

Budi Mulia Setiawan
29/11/2016 18:41
Betonisasi Trotoar Kota Bandung Hilangkan Fungsi Resapan Air
(ANTARA/David Muharmansyah)

KOTA Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat terus berbenah diri mengembalikan citra sebagai 'Paris van Java' (Kota Paris di Pulau Jawa). Semua sektor infrasturktur terus mengalami perbaikan termasuk trotoar jalan di hampir semua ruas jalan Kota Bandung.

Namun, menurut Badan Pemerhati Kota Bandung (BPKB) Jaka Jaelani, konsep pembangunan di Kota Bandung kurang tepat dan terkesan dipaksakan.

"Trotoar dibangun hampir di sepanjang jalan Kota Bandung, tetapi tidak mempunyai dampak lingkungan selain keindahan," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (29/11).

Menurut Jaka, betonisasi trotoar akan memberikan keindahan tetapi gorong-gorong di bawah trotoar lebih dahulu harus diperbaiki, sehingga banjir Cileuncang yang selalu datang di setiap musim penghujan bisa dihindari seandainya sistem drainase berfungsi dengan baik.

"Saya sudah mengecek ke beberapa lokasi pembangunan, sistem drainase (gorong-gorong) di bawah trotoar dikerjakan asal-asalan," tambahnya.

Ia menambahkan, konsep rancangan tata kota yang dilakukan sekarang tidak komprehensip, dalam artian hanya tampak bagus di permukaan, seperti banyaknya temuan gorong-gorong maupun dakting saluran yang terputus (tidak terkoneksi) akibat harus menebang pohon atau tiang listrik PLN.

"Fungsi pengawasan dari pihak pemberi pekerjaan tidak berjalan di lapangan" jelasnya lagi.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Agus Syafrudin mengatakan, pihaknya belum mengetahui adanya pengerjaan yang tidak sesuai itu. Meski begitu, menurutnya pengawasan di lapangan terus dilakukan untuk memastikan pengerjaan gorong-gorong ini berjalan baik.

Hingga saat ini, DBMP Kota Bandung terus melakukan penyisirian di setiap lokasi perbaikan gorong-gorong.

"Tadi saya ngecek ke Dago dan Dipati Ukur, tapi di sana baik-baik saja, enggak ada masalah," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pemakaman dan Pertamanan selama perbaikan gorong-gorong itu. Koordinasi ini salah satunya untuk memastikan tidak ada persoalan jika pengerjaan gorong-gorong ini harus menyingkirkan pohon yang ada.

"Silakan dilaporkan kalau harus ada pohon yang ditebang. Nanti yang menebangnya bukan kontraktor, tapi dari Dinas Pertamanan," katanya.

Dia memastikan, penebangan pohon diperbolehkan terutama jika tidak ada alternatif.

"Silakan, enggak masalah. Kan nanti tinggal dicari gantinya," ujarnya.

Sekretaris Dinas Pemakaman dan Pertamanan Dadang Iradi menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan DBMP terkait perbaikan gorong-gorong ini. Menurut dia, pohon yang menghalangi pembangunan tersebut bisa ditebang jika memang tidak ada solusi lain.

Penebangan dibolehkan sepanjang sudah disiapkan pohon penggantinya. Selain itu, pihaknya pun meminta pengembang agar berkoordinasi dahulu sebelum melakukan penebangan.

"Enggak masalah, silakan saja, tapi memang, kalau bisa jangan ditebang dulu, artinya dicari dulu solusinya," kata dia.

Oleh karena itu, dia mempersilakan pengembang untuk menebang pohon jika menghalangi saluran air tersebut. Dia menambahkan, pihaknya sering memantau ke lapangan untuk memastikan perbaikan tersebut tidak merusak pohon.

Sejauh ini, menurutnya, tidak ada perbaikan gorong-gorong yang merusak pohon.
"Ada yang memang akarnya terpapas sedikit. Tapi itu enggak apa-apa, masih bisa hidup," katanya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya