Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Warga Andalkan Tadahan Air Hujan

Dwi Apriani
26/11/2016 03:15
Warga Andalkan Tadahan Air Hujan
(ANTARA FOTO/Pamzu Kaizendra)

BENCANA banjir masih menerjang sejumlah wilayah di Tanah Air. Bukannya surut, air justru makin meninggi dan menyebabkan wilayah yang tergenang meluas. Di Sumatra Selatan, sebanyak 100 kepala keluarga (KK) di SP III di Desa Jud I dan SP II di Desa Air Balui, Kecamatan Sanga Desa, Musi Banyuasin, harus mengungsi karena air telah merendam sebagian rumah akibat luapan Sungai Rawas dan anak Sungai Musi.

"Awalnya air hanya setengah meter, naik lagi menjadi 1 meter, lalu naik lagi 2 meter dan sekarang mencapai 3 meter," kata Johan Siddiq, warga SP III, Desa Jud I, Jumat (25/11). Selain menenggelamkan kawasan permukiman, banjir juga merendam bangunan sekolah serta area persawahan dan perkebunan. "Rumah kami dan sekitarnya dipenuhi air luapan sungai. Kami tidak bisa lagi mengambil air dari sumur sehingga kami andalkan air hujan yang kami tampung untuk kami masak dan kami minum," terangnya.

Pemangku adat di SP II Desa Air Balui, Arianto, berharap pemda segera menurunkan bantuan pangan, sandang, dan fasilitas kesehatan bagi para korban banjir. Sepanjang bulan ini, banjir menerjang 11 desa di lima kecamatan. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Musi Banyuasin telah menetapkan status siaga I. Di Kalimantan Tengah, banjir yang melanda lima kabupaten membuat pemprov menaikkan status tanggap darurat menjadi siaga darurat bencana banjir.

Hujan deras yang masih mengguyur wilayah Cilacap, Jawa Tengah, mengakibatkan banjir kian meluas. Tak hanya Kecamatan Sidareja yang dilanda banjir, tapi juga empat desa di Kecamatan Kroya. Tercatat 482 rumah yang terendam dengan ketinggian hingga 1 meter. "Kalau sebelumnya di Sidareja hanya dua desa yang banjir, kini sudah menjangkau lima desa," sebut Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy. Hujan dengan intensitas tinggi membuat air laut di bagian utara Surabaya, Jatim, meluap dan menyebabkan banjir di wilayah Benowo, Manukan, dan Tambak Langon.

Di Klaten, Jateng, tanggul Sungai Gamping di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, kembali jebol akibat diterjang banjir, Jumat (25/11). Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Jateng, Prasetyo Budi Widodo juga menyeru kepada warga-nya di daerah rawan bencana untuk rutin melakukan ronda malam, apalagi kalau hujan deras turun.

Tidak layak huni
Setelah melakukan identifikasi lapangan, Badan Geologi menyatakan lokasi pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat, tidak layak huni. Kepala Badan Geologi Ego Syahrial meminta kepala daerah segera mancari lahan pengganti sebagai tempat relokasi warga terdampak. Pergerakan tanah di Cikatomas telah menyebabkan sedikitnya 35 rumah retak-retak, 10 hektare perkebunan warga hancur, jalan beraspal desa sepanjang 800 m dan satu jembatan penghubung rusak.

"Disarankan, lahan yang mengalami pergerakan tanah dijadikan area perkebunan dengan tanaman keras berakar kuat serta hindari pembuatan kolam dan lahan basah seperti sawah di lereng bukit," bebernya. Menurutnya, di Kecamatan Parongpong, Lembang, dan Cisarua, potensi bencana bahkan disertai dengan banjir bandang. (BB/LD/FL/SS/JS/AD/DG/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya