Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
BERTEPATAN dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), tim dosen dan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari Universitas Terbuka (UT) hadir di SMPN 21 Bogor Jawa Barat (Jabar) untuk memberikan edukasi seputar bullying, pubertas dan perlindungan diri pada Rabu (16/7).
Tim PkM terdiri dari dosen lintas program studi, di antaranya Mutia Kamalia Mukhtar, Nisa A’rafiyah Tri Wulandari dan Siti Utami Dewi Ningrum. Dari Prodi PPKn, Erna Risnawati, dari Prodi PG-PAUD, Ayu Fahimah Diniyah Wathi dari Prodi Pendidikan Kimia, Abd. Gafur dari Prodi Teknologi Pendidikan, serta Valeria Yekti Kwasaning Gusti dari Prodi Pendidikan Matematika sebagai ketua tim.
Sesi edukasi dibuka oleh Erna Risnawati yang menyampaikan materi seputar pubertas dan perundungan yang kerap terjadi di kalangan remaja. Bentuk-bentuk bullying, mulai dari fisik, verbal, hingga cyber bullying, beserta dampaknya terhadap kesehatan mental.
"Remaja perlu tahu bahwa tindakan seperti ejekan, mengucilkan teman, atau menyebarkan konten pribadi tanpa izin adalah bentuk perundungan yang berdampak panjang. Mereka juga perlu belajar mengenali hak atas tubuhnya dan berani berkata tidak," jelasnya.
Selain penyampaian materi, Erna juga mengajak siswa mengenali situasi yang tidak aman, memahami jenis sentuhan dan merespons ketidaknyamanan secara asertif.
Kegiatan ini berpuncak pada sesi psikodrama yang dipandu oleh Nisa A’rafiyah Tri Wulandari dengan menggunakan buku saku siswa berjudul Kenali Dirimu, Sayangi Temanmu karya Siti Utami Dewi Ningrum. Buku tersebut memuat tiga naskah drama yang dirancang untuk menumbuhkan rasa empati melalui tokoh-tokoh dengan cerita yang dekat dengan kehidupan siswa.
MENGAJARKAN EMPATI
Tidak hanya itu, buku ini juga dilengkapi dengan lembar refleksi diri yang membantu siswa mengenali perasaannya, membangun keberanian, dan menunjukkan empatinya terhadap sesama.
"Dengan bermain peran, siswa tak hanya mendengar pesan, tapi merasakannya secara emosional. Psikodrama membantu mereka menginternalisasi nilai empati dan keberanian," terangnya.
Nisa menambahkan, salah satu drama yang dimainkan berjudul Berbeda Itu Tidak Mengapa, yang mengisahkan seorang siswa bernama Raka yang menjadi korban ejekan karena kegemarannya membaca komik melalui peran tokoh seperti Santi dan Bu Rini.
Siswa belajar pentingnya keberpihakan, saling menghargai, dan menciptakan ruang aman di sekolah. Setelah pertunjukan, para siswa menyampaikan refleksi pribadi. Mereka berbagi kesadaran untuk tidak menghakimi teman yang berbeda, serta pentingnya bersuara saat melihat ketidakadilan.
Kepala SMPN 21 Bogor, Achmad Alim Asriadi menyambut baik kegiatan ini, edukatif seperti ini sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran sosial siswa sejak dini. Apalgi kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang menunjukkan komitmen UT dalam membangun generasi yang cerdas secara intelektual, sehat secara emosional dan sadar akan hak serta tanggung jawab sosialnya. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved