22 Kecamatan Terancam Tanah Longsor

ANCAMAN tanah longsor harus diwaspadai warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dari 31 kecamatan, 22 di antaranya rawan terkena tanah longsor karena memiliki kontur tanah terjal, lembah, berbukit, dan berada di wilayah pegunungan. "Ancaman tanah longsor juga disebabkan faktor alih fungsi lahan, tapi lebih banyak karena faktor alam. Saat hujan turun, warga di 22 kecamatan itu harus sangat waspada," kata Kepala BPBD Kabupaten Bandung Tata Irawan, Kamis (24/11).

Sebelumnya, bencana tanah longsor di Kampung Neglasari, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, menyebabkan dua orang tewas. Mereka ialah pekerja proyek pembangunan Situ Cianjing. Tanah longsor dan pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, terus terjadi meski intensitasnya kecil. Sementara itu, tanah longsor di Kampung Tonjong, Desa Nyalindung, membuat sejumlah rumah rusak dan nyaris ambruk. "Warga korban di Kampung Cikatomas sudah mengungsi ke GOR desa. Badan Geologi sudah melakukan penelitian di lokasi," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Dicky Maulana.

Tanah longsor pun mengancam lima rumah di dua desa di Kecamatan Cikidang, Sukabumi. "Penghuni rumah sudah diungsikan ke lokasi yang aman," ungkap Kabid Pencegahan BPBD Sukabumi, Irwan Fajar. Di Jawa Tengah, dua rumah di Desa Cisuru, Cipari, Cilacap, terkena dampak tanah longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Hujan deras juga menimbulkan tanah retak, tanah longsor, dan tanggul jebol di Kulon Progro, DI Yogyakarta. "Dalam satu hari ada 10 kejadian bencana akibat hujan deras. Tidak ada korban jiwa," kata pejabat BPBD DIY, Pristiawan Buntoro. Tanah longsor juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatra Selatan, sedangkan banjir dan banjir bandang terjadi di Jambi, Indramayu, Gresik, Bojonegoro, Pasuruan, Sumatra Barat, dan Bengkulu.