Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

UNY Ajak Warga Ubah Biji Jarak Pagar Jadi Bahan Bakar Terbarukan

Agus Utantoro
09/7/2025 21:18
UNY Ajak Warga Ubah Biji Jarak Pagar Jadi Bahan Bakar Terbarukan
Proses pengolahan biji jarak pagar(MI/Agus Utantoro)

UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) mengajak masyarakat Wirokerten, Banguntapan, Bantul, mengolah biji jarak pagar (jatropha curcas L) menjadi bahan bakar terbarukan. Kegiatan ini menjadi bagian dari Hibah Penugasan Guru Besar UNY yang melibatkan dosen Departemen Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNY Prof. Isana Supiah Yosephine Louise, Dr. Bernadetta Octavia, dan Heru Pratomo Aloysius, M.Si bersama lima mahasiswa pendamping yaitu Ega Mas Rengganis, Millatul Maziidah, Ayunda Sukma Dewi Safitri, Dini Aprilia Saputri dan Khuswatun Hasanah.

Masyarakat Wirokerten yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata pun segera diberikan pelatihan di Pasar Blumbang Mataram guna bisa menghasilkan bahan bakar dari biji jarak pagar. Pelatihan yang diberikan mulai dari pengenalan dan pembudidayaan tanaman jarak pagar, hingga pengolahan biji jarak menjadi bahan bakar.

"Teknik pengolahan biji jarak menjadi minyak jarak melalui metode hidrolik dan soxhlet. Kami pun memberikan pembekalan kewirausahaan seperti pengemasan, penyimpanan, dan strategi pemasaran," kata Prof. Isana di kampus UNY, Rabu (9/7).

Ia menginginkan program ini menjadi pemantik inovasi energi terbarukan yang berasal dari desa dan untuk masyarakat desa. "Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata untuk mendukung transisi energi bersih dan peningkatan ekonomi lokal,” imbuhnya.

Isana menambahkan, bahan bakar yang dihasilkan ini berupa biodiesel sehingga bisa menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Penggunaan biodiesel, jelasnya, dapat memberikan manfaat lingkungan seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

"Biodiesel ini bahan bakar alternatif yang menjanjikan untuk kendaraan bermotor, terutama kendaraan bermesin diesel atau internal combustion engine," ungkapnya.

Ketua Desa Wisata Wirokerten Reva Bimo Nugroho menambahkan, kegiatan pendampingan sangat bermanfaat dan sangat membantu membuka wawasan dan memberi keterampilan peserta terutama mengolah biji jarak menjadi produk minyak jarak.

“Kami sangat berharap adanya kegiatan sejenis di kemudian hari, terutama terkait produksi biodiesel skala industri. Pun pengolahan ikan tawar pascapanen menjadi produk olahan seperti abon, nuget, bakso dan lainnya yang memungkinkan dikemas dalam bentuk frozen food sehingga dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama dan dapat dipasarkan secara luas. Hal ini mampu meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat desa,” kata Bimo.

Melalui program ini, UNY tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memperkuat jejaring antara perguruan tinggi dan komunitas lokal, yang merupakan esensi dari Diktisaintek Berdampak. Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi nyata UNY dalam mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang energi bersih dan terjangkau, pemberdayaan masyarakat, dan pengurangan kemiskinan. Dengan pendekatan kolaboratif antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat, program ini membuktikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menciptakan inovasi yang berdaya guna.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor UNY atas dukungan penuh, serta Dekan FMIPA yang telah memberikan izin dan fasilitas,” ucap salah satu dosen yang terlibat dalam kegiatan, Dr. Heru Pratomo. 

UNY berjanji akan terus menghadirkan program-program pengabdian yang relevan, solutif, dan berdampak nyata bagi masyarakat.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya