Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Petani Purwakarta tak Takut lagi Gagal Panen

(Reza Sunarya/Cikwan Suwandi/RF/UL/AD/DW/N-4)
24/11/2016 02:30
Petani Purwakarta tak Takut lagi Gagal Panen
(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

HUJAN belum berakhir dan akan memasuki puncaknya pada awal 2017 mendatang. Potensi bencana banjir pun masih tinggi dan itu jelas berdampak pada kegagalan panen di lahan-lahan pertanian. Air yang merendam lahan pertanian bisa berlangsung hingga berhari-hari, belum lagi dengan hama pengganggu yang muncul. Sungguh nestapa bagi petani. Pantas jika Bupati Purwakarta Dedi Mulyani mengatakan bahwa kesabaran petani itu tak berbatas. Di matanya, selama ini petani menjadi kaum yang termarginalkan sehingga harus diproteksi pemerintah.

"Selama ini petani sabar, makanya harus ada yang menjamin. Hasil kerja mereka itu sangat memengaruhi kehidupan kita," kata Dedi saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin. Bentuk jaminan itu diberikan Pemkab Purwakarta dengan menggulirkan skema asuransi pertanian mulai Januari 2017. Setiap 1 hektare sawah yang gagal panen akan mendapatkan uang asuransi sebesar Rp10 juta. Dedi menjelaskan skema asuransi merupakan upgrading program pemerintah pusat dengan cakupan yang lebih luas dan nilai klaim asuransi yang lebih besar.

"Jika pemerintah pusat hanya meng-cover 2 ha lahan pertanian di satu wilayah, maka untuk Purwakarta lahan pertanian seluas 46.000 ha yang terdiri atas sawah dan palawija, seluruhnya ditanggung pemkab," tuturnya. Ironi dialami petani Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jabar. Pasalnya, lebih dari 80 ha lahan persawahan mereka gagal panen akibat terendam banjir. Petani Kampung Pangasinan, Endang, 48, pun mendesak pemda segera mencarikan solusinya.

Sebagai daerah endemik banjir, mereka mengaku tidak mendapat perlindungan dari pemerintah. "Di sini itu wilayah banjir, tapi jarang sekali ada program pemerintah yang membantu petani. Dari asuransi hingga perbaikan irigasi pun jarang tersentuh," ungkapnya. Petani lain bernama Uci Sanusi, 38, mengaku merugi hingga Rp32 juta karena 4 ha lahan miliknya mengalami gagal panen. "Kita minta solusi. Kalau memang ada program asuransi, tolong sosialisasikan," pungkasnya.

Di Cirebon, Jabar, sejumlah area tanaman padi rawan terkena banjir. Pemda hanya mengimbau petani agar melakukan percepatan tanam. Di Bangka Selatan, Bangka Belitung, sekitar 1.000 ha sawah yang selesai dicetak tidak bisa di tanam karena tergenang air. Pemkab berharap cuaca buruk segera berlalu. Gagal panen yang terjadi tidak mengganggu target pengadaan beras Bulog di Ciamis (Jabar), Sumsel, dan Bangka Belitung.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya