Ulama tidak Kirim Massa ke Jakarta

ULAMA di berbagai daerah memastikan tidak akan mengerahkan massa untuk berdemonstrasi di Jakarta pada 2 Desember. Seperti di Tegal, kepastian itu tertuang dalam surat pernyataan yang diteken Habib Thohir Abdullah Alkaff, Rois Syuriah Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tegal Kiai Ibrohim, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Kota Tegal H Nadirin Maskha, dan Ketua MUI Kota Tegal KH Abdul Chaer Annur.

Mengenai penanganan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hal itu diserahkan ke pihak kepolisian. Penandatanganan surat pernyataan bersama itu dibuat para tokoh agama disaksikan langsung Kapolres Tegal Kota AKB Firman Darmansyah dan Dandim 0712 Tegal Letkol (Inf) Hari Santoso. Firman mengapresiasi kesepakatan itu. Para ulama memilih menggantikan demonstrasi dengan doa bersama pada 26 November malam di Alun-Alun Kota Tegal.

"Kesepakatan untuk tidak mengirim massa ke Jakarta oleh para ulama besar dan habib di Kota Tegal dibuktikan dengan kesepakatan bersama untuk tidak mengirim massa," terang Firman, Rabu (23/11). Kapolres Brebes AKB Lutfhier Sulistiawan mengaku sudah berkomunikasi dengan para ulama dan tokoh agama untuk melarang para santri turut dalam demonstrasi di Jakarta. "Sesuai arah Kapolri, demo di Jakarta diduga akan ditunggangi pihak-pihak tertentu."

Lutfhier mempersilakan warga untuk melakukan kegiatan di Brebes saja. "Kalau mau berdoa, ya di Brebes saja," pinta Lutfhier. Sekretaris Forum Kerukunan Antarumat Beragama Provinsi Bali Taufik As'adi mengimbau seluruh umat muslim di Bali agar berhati-hati dalam menyebar informasi di media sosial, seperti dalam hal status Ahok. "Kalau tidak paham betul persoalan dan proses hukum yang sedang berjalan, jangan ikut-ikutan komentar di media sosial. Bukan tidak mungkin komentar itu akan memperkeruh suasana dan menimbulkan konflik," ujarnya.

Sesepuh muslim di Bali itu mengaku tidak berhak melarang warga berdemonstrasi. "Kalau demo itu masalah panggilan hati, dan kami tidak bisa melarang. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sudah mengimbau warga muslim untuk tidak usah demo, tetapi kawal terus proses hukum terhadap Ahok," ujarnya. Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyanto sudah meminta warga muslim tidak lagi berangkat ke Jakarta untuk berdemonstrasi. "Pemimpin muslim di Bali sepakat agar 25 November dan 2 November tidak berangkat ke Jakarta," ujarnya.

Takmir masjid
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan para takmir masjid untuk mewaspadai peredaran selebaran yang berpotensi memicu gerakan radikalisme. "Aksi terorisme dan gerakan radikalisme bebas yang berkembang di Indonesia menjadi isu penting yang harus ditanggulangi," kata Ganjar di Semarang. Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali mengatakan gerakan yang menyimpang dari NKRI mulai muncul di masjid dengan selebaran yang mengatasnamakan kelompok agama. Karena itu, ia berpesan agar takmir masjid mewaspadai isi selebaran yang keluar dari norma agama. (HT/AR/FL/OL/TB/N-1)