Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jalin Kemitraan Pentahelix, Banyuwangi Luncurkan Ekosistem Beras Biofortifikasi Skala Industri Pertama di Indonesia

Naufal Zuhdi
03/7/2025 17:41
Jalin Kemitraan Pentahelix, Banyuwangi Luncurkan Ekosistem Beras Biofortifikasi Skala Industri Pertama di Indonesia
Ilustrasi(Dok Pandawa Agri Indonesia)

KABUPATEN Banyuwangi, Jawa Timur, secara resmi meluncurkan ekosistem beras biofortifikasi berskala industri pertama di Indonesia. Inisiatif ini dibentuk melalui kemitraan strategis pentahelix antara Pandawa Agri Indonesia, Danone-AQUA, IPB University, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Perum Bulog, dan Bank Indonesia.

Peluncuran program ini berlangsung saat momen Panen Raya pada 25 Juni 2025, yang dihadiri oleh para petani, perwakilan pemerintah pusat dan daerah, kalangan akademisi, serta mitra lainnya. Dalam kesempatan yang sama, dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekosistem Skala Industri Beras Biofortifikasi, sebuah langkah strategis yang menegaskan komitmen bersama untuk memperbaiki gizi masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga pangan.

Program ini secara langsung mendukung tujuan nasional dalam ketahanan gizi, transformasi sistem pangan, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

“Beras biofortifikasi merupakan solusi strategis untuk mengatasi ‘Hidden Hunger’ dalam skala besar. Kita tidak lagi hanya menangani kekurangan gizi, tetapi mulai mencegahnya langsung dari sumber pangan utama,” ujar Guru Besar Ilmu Gizi dan Pangan di IPB University, Evy Damayanthi dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (3/7).

Sementara itu, Direktur Sistem Gizi Nasional di Badan Gizi Nasional (BGN), Nurjaeni menekankan relevansi inisiatif ini dengan rencana jangka panjang peningkatan status gizi masyarakat.

“Penguatan gizi dimulai dari lahan pertanian. Beras biofortifikasi menawarkan pendekatan berbasis pangan untuk mengurangi kekurangan zat gizi mikro, serta sejalan dengan Program Makan Bergizi Gratis dan target nasional penurunan stunting. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana inovasi di hulu dapat mendukung hilirisasi," imbuhnya.

Adapun inti dari inisiatif ini adalah budidaya varietas padi biofortifikasi yang diperkaya dengan zat besi (Fe) dan zinc (Zn)—dua mikronutrien penting untuk tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu. Pada tahap awal, ekosistem ini diuji di lahan seluas 5 hektar menggunakan varietas Nutrizinc, yang memiliki kandungan zat besi dan zinc 25–50% lebih tinggi dibandingkan padi biasa.

Meski Nutrizinc telah menunjukkan hasil gizi yang tinggi, di tahap selanjutnya ekosistem ini memperkenalkan varietas benih yang telah disempurnakan seperti IPB 9G dan IPB 15S, sekaligus menjajaki varietas padi biofortifikasi lainnya dengan kandungan gizi tinggi.

Varietas-varietas ini menggabungkan kandungan mikronutrien yang tinggi dengan hasil panen yang lebih baik, sehingga lebih cocok untuk diperluas adopsinya di lapangan.

“Di sinilah peran penting pemuliaan tanaman benar-benar terlihat. Kami ingin menghadirkan beras yang tak hanya lebih bergizi, tetapi juga memberdayakan petani lewat produktivitas yang lebih tinggi,” cetus pemulia di balik pengembangan varietas-varietas ini, Hajrial
Aswidinnoor.

Sebagai bagian dari upaya mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan produktif, inisiatif ini mengintegrasikan Teknologi PPAI® dari Pandawa Agri Indonesia, perusahaan inovasi pertanian yang berbasis di Banyuwangi. Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan kesehatan tanaman dan tanah, serta telah terbukti efektif mendorong praktik budi daya yang lebih ramah lingkungan dan berdaya saing secara ekonomi.

Riset IPB University menunjukkan bahwa penerapan Teknologi PPAI® dapat menurunkan emisi metana hingga 24%. Sementara itu, kombinasi antara AWD dan Teknologi PPAI® membuat budi daya padi 213% lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan metode konvensional. Temuan ini menjadi kontribusi nyata terhadap pencapaian target iklim di sektor pertanian Indonesia.

“Riset ini menunjukkan bahwa dengan teknologi dan praktik yang tepat, padi yang selama ini dikenal sebagai tanaman boros air dapat dibudidayakan dengan cara yang hemat air, rendah emisi, dan tetap produktif,” ujar CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa.

Membangun Infrastruktur Gizi Melalui Kolaborasi Pentahelix

Kekuatan dari ekosistem ini terletak pada pendekatan rantai nilai yang terintegrasi. Tak hanya fokus pada produksi, kolaborasi ini juga memastikan akses pasar yang stabil dan berkelanjutan melalui pembeli institusional seperti Perum Bulog, sehingga menjamin produk dapat terserap secara optimal dan kualitasnya tetap terjaga dari hulu ke hilir.

"Dalam persiapan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis pada skala besar, ketersediaan pangan pokok yang bernutrisi dan dapat ditelusuri asal-usulnya menjadi sangat krusial. Inisiatif ini bukan sekadar soal distribusi logistik, tapi merupakan langkah strategis dalam membangun sistem pangan nasional yang berfokus pada pemenuhan gizi masyarakat,” terang Pimpinan Wilayah Bulog Provinsi Jawa Timur, Langgeng Wisnu.

Sejalan dengan visi tersebut, Danone-AQUA memandang inisiatif ini sebagai bagian dari peta jalan keberlanjutan perusahaan (Danone Impact Journey) untuk meningkatkan kesehatan melalui makanan, yang berfokus pada tiga pilar utama: Kesehatan, Lingkungan, serta Masyarakat dan Komunitas.

“Kami berkomitmen membangun ekosistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir, disertai dengan pendekatan yang holistik, dimana aspek pemenuhan gizi, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan petani saling terkait,” ujar Head of Public Affairs & Sustainability Danone-AQUA, Ratih Anggraeni.

Di samping itu, manfaat program yang menyentuh berbagai aspek ini turut mendapat dukungan dari Bank Indonesia, yang melihat inisiatif ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat stabilitas harga pangan dalam jangka menengah dan panjang dengan meningkatkan produktivitas sebagai upaya memastikan ketersediaan pasokan.

Pengembangan padi biofortifikasi dinilai selaras dengan strategi pengendalian inflasi, mengingat beras merupakan komoditas dengan bobot inflasi terbesar di Banyuwangi. Selain mendukung stabilitas harga, program ini juga berkontribusi terhadap peningkatan gizi masyarakat secara luas.

“Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah dapat menjadi katalisator kuat untuk perubahan sistemik. Dengan mengintegrasikan varietas bergizi tinggi, praktik budidaya yang adaptif terhadap iklim, dan akses pasar yang andal, kami mendorong desa-desa tumbuh menjadi pusat inovasi. Banyuwangi bangga dapat menjadi laboratorium hidup bagi praktik pertanian yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui inisiatif ini, kami tidak hanya menjawab tantangan hari ini, tetapi juga ikut merancang masa depan pangan Indonesia," pungkas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandini. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya