Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Target KB belum Tercapai

Syahrul Karim
23/11/2016 01:30
Target KB belum Tercapai
(FOTO ANTARA/Saptono)

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tidak mampu memenuhi target jumlah kepesertaan Keluarga Be­rencana (KB) yang ditargetkan sebanyak 119 ribu akseptor. Hingga akhir November, baru terealisasi sebanyak 51.170 peserta atau 43%. Jumlah itu di bawah rata-rata nasional yang mencapai 60%.
Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan terdapat dua kendala yang menyebabkan kepesertaan KB baru di wilayah itu tidak tercapai, yakni keterlambatan pengirim­an alat kontrasepsi seperti suntik, pil, dan implan. “Alat kontrasepsi yang dibutuhkan baru tiba November, padahal permintaan cukup tinggi. Ini kendala utama,” ujar Sukaryo di Balikpapan, Selasa (22/11).

Kendala lainnya ialah Kaltim masih kekurangan petugas lapangan atau PLKB untuk mencatat akseptor yang memasang kontrasepsi, baik melalui jalur pemerintah maupun swasta. Alat kontrasepsi yang baru datang tidak bisa segera dibagikan ke beberapa kabupaten/kota. PLKB akan melakukan sosialisasi, khususnya untuk alat kontrasepsi baru seperti susuk.

“Untuk mencapai target kepesertaan KB di Kaltim, yakni memprioritaskan kontrasepsi metode kontrasepsi jangka panjang seperti susuk/implan, IUD, metode operasi wanita, dan metode operasi pria ,” tambahnya. Sukaryo menambahkan sebetulnya program KB di Kaltim cukup sukses karena angka kelahiran hanya 2,1%. Sampai sekarang masih ada 8,2% keluarga atau sekitar 52 ribu keluarga prasejahtera yang perlu mendapat dukungan pemerintah untuk mendapatkan alat kontrasepsi.

Menurun
Sebaliknya, di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, terjadi penurunan jumlah angka kelahiran selama tiga tahun terakhir. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Pangkalpinang Armada mengatakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana terus menekan angka kelahiran. “Dalam tiga tahun ini terjadi penurunan jumlah angka kelahiran,” kata Armada.

Dipaparkan Armada, angka kelahiran pada 2014 ialah 3.707 kelahiran, sedangkan pada 2015 turun menjadi 3.685 kelahiran. Tahun ini hingga Oktober turun lagi menjadi 2.799 kelahiran. Masih terkait dengan laju jumlah penduduk, Kanwil BKKBN Nusa Tenggara Timur (NTT) membentuk Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja di sekolah. Kasubdit Kesertaan Ber-KB Jalur Wilayah Sasaran Khusus BKKBN NTT Sriyanti Jamaludin menjelaskan ratus­an SMP dan SMA di NTT telah membentuk PIK. Anggota konseling itu 5-6 siswa dari kelas 2 dan3. Mereka dididik menjadi konselor yang akan memberikan pemahaman mengenai reproduksi dan pa­caran sehat. “Kami harapkan dengan pemahaman ini, kasus pernikahan dini berkurang,” ujar Sriyanti.

Pembentukan PIK Remaja itu didasari masih tingginya angka kelahiran di NTT. Data BKKBN menyebutkan setiap perempuan usia produktif di NTT melahirkan 3-4 anak, lebih tinggi daripada daerah lainnya di Indonesia dengan rata-rata 2-3 anak. Target peserta KB baru 2016 di NTT sebanyak 125.650 orang. “Sampai November baru mencapai 54%. Kendalanya keterlambatan pengiriman alat kontrasepsi,” ujarnya. (RF/PO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya