Berkeliling Kampanye demi Tuntut Keadilan

(AFP/Deri Dahuri/I-3)
16/11/2016 04:20
Berkeliling Kampanye demi Tuntut Keadilan
(AFP/MOHD RASFAN)

DENGAN raungan suara trompet, bendera-bendera berwarna kuning yang dibawa kendaraan berkibar-kibar terempas oleh angin. Puluhan kendaraan yang berbendera berjalan dengan berkonvoi dan mengular melintasi jalanan kota. Kendaraan-kendaraan yang ditumpangi sejumlah orang itu menyusuri kota kecil Batu Gajah di Distrik Kinta, Perak, Malaysia, yang masih terlelap dalam tidur, Selasa (15/11). Keriuhan suara itu membangunkan masyarakat sekitar.

Suasana mengagetkan itu sengaja untuk mengusik skandal korupsi nasional yang tengah ‘mati suri’. Skandal korupsi yang melibatkan Perdana Menteri (PM) Najib Razak. Ia dituduh mendapat cipratan dana dari perusahaan milik pemerintah 1Malaysia Development Berhad atau disingkat 1MDB. Selama hampir tujuh pekan, kelompok proreformasi mengumandangkan informasi soal skandal Najib. Mereka berkonvoi berkeliling ke sejumlah kota dan desa di beberapa wilayah. Mereka menggembar-gemborkan kembali skandal Najib dan 1MDB.

Kelompok proreformasi menggelar pidato di depan publik. Mereka juga membagikan pamflet secara door-to-door. Mereka mengampanyekan untuk mengungkap kembali skandal korupsi sang PM yang telah ‘dipetieskan’. Yang luar biasa, kelompok aliansi masyarakat sipil yang menamakan Bersih itu mendatangi pula daerah perkotaan yang warganya propemerintah dan pendukung Najib. Tak pelak lagi, sejumlah polisi terus mengawasi aksi Bersih. “Kami telah menanam biji. Biji di saat orang-orang secara nyata mulai bertanya apa itu skandal 1MDB?” kata Maria Chin Abdullah, Ketua Bersih. Bersih ialah aliansi dari 93 lembaga nonpemerintah yang dikenal getol menyuarakan skandal kasus 1MDB. Beberapa kali, Bersih turun ke jalanan di Kuala Lumpur. Bahkan pada Sabtu ((12/11) di ibu kota Malaysia, Bersih menggelar protes yang menuntut Najib mundur.

“Tidak bakal mundur. Kami tidak layak diintimidasi karena selama 50 kami telah diintimidasi untuk bungkam,” tegas Chin. Ia menambahkan hampir lima dekade negeri jiran telah dikendalikan pemerintah koalisi yang koruptif. Di sisi lain, muncul kelompok Kaus Merah, kelompok simpatisan partai koalisi UMNO yang berkuasa. Mereka bertugas mencegah dan membubarkan aksi dari kelompok Bersih. Tak mengherankan, anggota Bersih dan Kaus Merah kerap baku hantam. “Kita harus mengganti pemimpin kita. Hidup kita sekarang sulit,” ujar Jamiah Yop Mat Ali, 81. Jamiah yang keluar dari UMNO beberapa tahun lalu itu merindukan masa-masa keemasan Malaysia, dengan pemerintahan yang bersih dan politik yang tak terpecah belah. (AFP/Deri Dahuri/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya