Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
HINGGA hari ini, banjir masih merendam ribuan rumah di kabupaten Bandung. Tiga kecamatan di Kabupaten Bandung masing-masing Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah masih terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter. Banjir tersebut akibat Sungai Citarum meluap akibat hujan sejak Minggu 13 November 2016.
"Di Kecamatan Baleendah ketinggian air mencapai 160 centimeter, di Dayeuh Kolot tinggi muka air mencapai 190 centimeter. Sedangkan di Bojongsoang mencapai 190 centimeter," kata Koordinator Humas dan Protokoler Basarnas Provinsi Jawa Barat, Joshua Banjarnahor, Senin (14/11).
Kepala Seksi (Kasie) Kesiapsiagaan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Alif Nur Anhar menambahkan, genangan air di Kecamatan Baleendah, paling parah terjadi di RW 06, 07, 09 dan 13 Kelurahan Andir. Sedangkan di kampung Cigosol dan Parung Halang mencapai 150 centimeter.
Untuk Dayeuh Kolot, pemukiman yang berada di puluhan Rukun Warga (RW) pada 16 lokasi ikut terendam. 16 lokasi itu di antaranya, kampung Babakan Sangkuriang, Citereup, Cilisung, Bojongasih, kawasan Yon Zipur TNI, Balero, kawasan kantor Desa Dayeuh Kolot, Kaum, kawasan Desa Citereup, Lamajang, Lamajang Pentas, Lewi Bandung, Sukabirus, Cisirung dan Palasari.
Dan genangan paling parah di Kecamatan Dayeuh Kolot, menurut Alif berada di Kampung Cilisung dan Bojongasih. "Di RW 03 Cilisung genangan mencapai 180 centimeter. Sedangkan di RW 04, 05 dan 14 Bojongasih, mencapai 190 centimeter," papar Alif. Sedangkan di Kecamatan Bojongsoang yang terkena banjir yaitu , RW 09 dan 10 Kampung Cijagra.
"TMA (Tinggi Muka Air), mulai dari 60 hingga 190 centimeter," terangnya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung merinci jumlah pengungsi yang menempati beberapa posko pengungsian sejak Jumat 11 November 2016 sebanyak 1.837 orang. Dari jumlah itu ada balita sebanyak 136 orang dan lansia 111 orang.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Tata Irawan menjelaskan, para pengungsi yang merupakan warga terdampak banjir menempati 26 titik posko pengungsian. Beberapa dari mereka juga ada yang mengalami sakit.
"Sebaran titik pengungsian paling banyak di Kecamatan Dayeuhkolot sebanyak 13 titik. Untuk titik pengungsian warga terdampak banjir di Baleendah terdapat 10 titik, dan tiga titik lainnya di Bojongsoang," ungkap Tata saat dikonfirmasi.
Saat disinggung mengenai kondisi banjir secara umum, Tata menjelaskan pada umumnya ketinggian permukaan air rata-rata pada senin siang hari ini ketinggian air banjir turun sekitar 30 sentimeter dari ketinggian banjir pada Minggu malamdi berbagai wilayah terdampak banjir.
"Meskipun secara umum banjir mulai surut tetapi hal itu tentunya dipengaruhi cuaca. Jika terjadi hujan kembali pada sore hari, dikhawatirkan banjir akan terjadi lagi. Kami terus menyiagakan personel reaksi cepat BPBD Kabupaten Bandung di beberapa lokasi rawan banjir untuk memantau kondisi air di Citarum dan sekitarnya. Personel itu pun disiapkan untuk kebutuhan evakuasi warga terdampak banjir yang terjebak
banjir," tutur dia.
Tata pun merinci, saat ini kondisi ketinggian air yang menggenangi tiga kecamatan itu yakni untuk Kecamatan Dayeuhkolot, titik banjir terjadi di Desa Dayeuhkolot di Kampung Babakan Sangkuriang RW 1 (120 cm), Citeureup RW 2 (150 cm), Cilisung RW 3 (140), Cilisung RW 13 (120 cm), Bojongasih RW 4,5,14 (190 cm), Yon Zipur RW 6 (100 cm), Bolero RW 8 (180 cm), dan Kaum RW 9-12 (110 cm). Sedangkan di Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot , banjir terjadi di Kampung Lamajang (90 cm) dan Leuwibandung RW 14 (120 cm). Sedangkan di Kelurahan Pasawahan banjir menggenangi Cisirung RW 2 (75 cm) dan Palasari RW 3 (75 cm).
Di bagian wilayah lain Banjir Bandung Raya kali ini, jalur nasional penghubung Kota Bandung dengan wilayah Jawa tengah tepatnya di Jalan Raya Rancaekek, perbatasan Kabupaten Bandung dan Sumedang. Banjir yang merendam kawasan ini masih merendam badan jalan, walaupun ketinggian air tidak separah hari minggu kemarin namun genangan air setinggi 30 centimeter, tetap menghambat laju kendaraan yang melintas di jalur padat
tersebut, akibatnya kemacetan pun tak dapat terhindarkan dari kedua arah.
Penangangan Banjir di kota Bandung, masih terus diupayakan oleh Pemerintah Kota Bandung, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) mengaku belum akan menetapkan status siaga bencana di wilayahnya meskipun Gubernur Jawa Barat sudah menetapkan siaga bencana untuk wilayah Jawa Barat. Ridwan beranggapan kota Bandung masih dalam kondisi normal.
"Enggak ada kajian itu, kalau disebut krisis (siaga) kalau ada pengungsi. Ini masih bisa dengan peringatan," kata Emil usai memenuhi panggilan DPRD Provinsi Jabar terkait rekomendasi pencopotan kepala sekolah, di Gedung DPRD Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin (14/11).
Emil meminta seluruh pihak memaklumi bencana akibat cuaca ekstrim ini. "Kalau mau fair, kapasitas hujan tiga kali lipat dari normal. Contoh kota Paris yang paling hebat gorong-gorongnya di dunia, itu kena banjir," ujarnya.
Meski begitu, pihaknya terus mengupayakan sejumlah perbaikan terutama menyangkut saluran air di sejumlah wilayah di ibu kota tatar Parahyangan ini. Untuk jangka pendek, pihaknya memperbaiki bahkan memperbarui gorong-gorong.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Bandung pun memperbanyak tol air untuk memperlancar salurannya. "Kita juga memperbanyak pembuatan sumur resapan," ujarnya.
Adapun untuk jangka menengah, kata dia, Pemkot Bandung akan membuat danau retensi di beberapa lokasi. "Di Babakan Jeruk, Sirnaraga, Gedebage, Ujungberung. Agar air berlimpah bisa diparkir dulu (di danau retensi)," pungkasnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved