Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Alat Pemantau Gunung Api Ketinggalan Zaman

(BB/N-3)
12/11/2016 01:15
Alat Pemantau Gunung Api Ketinggalan Zaman
(FOTO ANTARA/Ampelsa)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memperbarui alat pemantau seluruh gunung aktif di Indonesia. Peralatan yang ada saat ini menggunakan teknologi yang sudah sangat tertinggal. Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan tahun depan seluruh alat pemantau gunung berapi harus diperbarui. Selain melengkapi yang belum ada, alat pemantau yang sudah ada akan diperbarui.

"Modernisasi alat," kata Jonan seusai memantau ketersediaan alat pemantau bencana didampingi Kepala Badan Geologi Ego Syahrial di Kantor Badan Geologi, Kota Bandung, Jumat (11/11). Menurut rencana, pembaruan alat tersebut sudah diajukan dan disetujui DPR RI. Atas dasar itu, Jonan memastikan pada 2017 seluruh alat pemantau kebencanaan sudah diperbarui. Lebih lanjut Jonan mengakui alat pemantau gunung berapi kerap dicuri masyarakat.

Pencurian seismograf itu, lanjutnya, tidak boleh dibiarkan mengingat pentingnya keberadaan alat tersebut. "Harus dijaga, cari cara bagaimana menjaganya." Keberadaan alat pemantau tersebut harus dipastikan berfungsi dengan baik demi keselamatan masyarakat. "Pokoknya 2017 nanti harus 'up to date'," katanya. Dengan telah diperbaruinya seluruh alat pemantau itu, Jonan meminta jajarannya agar bisa menginformasikan laporan kebencanaan sedini mungkin.

Jonan secara tegas meminta petugas agar menginformasikan langsung kondisi gunung berapi ke seluruh pihak terkait termasuk kepala daerah. "Kalau perlu lewat saya, biar nanti saya yang menghubungi supaya antisipasi potensi bencana alam sedini mungkin," saran Jonan. Pada kesempatan itu, Kepala Badan Geologi Ego Syahrial membenarkan beberapa alat pemantau gunung api sudah ketinggalan zaman.

Dari sekitar 70 pos pengamatan di seluruh Indonesia, peralatan yang dipasang berteknologi era 80-an. Jumlah alat itu masih minim jika dibandingkan dengan jumlah gunung api yang aktif. "Kita perlu teknologi yang lebih tahan terhadap cuaca karena cuaca sering menghambat aktivitas pemantauan," ujar Ego. Pembaruan peralatan pemantau gunung api sangat penting untuk melindungi masyarakat. "Sekitar 40% masyarakat tinggal di daerah rawan bencana gunung berapi," tambahnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya