Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Arisan Sungai Pencegah Konflik Nelayan

(Aries Munandar/N-3)
09/11/2016 01:15
Arisan Sungai Pencegah Konflik Nelayan
(MI/Aries Munandar)

AWAL tahun menjadi hari tersibuk bagi pengurus Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Danau Lindung Empangau. Mereka harus mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan kepada warga desa. Begitu pula program kerja yang telah berjalan selama setahun harus dilaporkan pengurus.

Pertanggungjawaban digelar dalam sebuah rapat akbar di gedung pertemuan. Agenda yang dimulai pada pagi hari itu biasa berlangsung alot sehingga baru tuntas menjelang magrib. Namun, saat itu rapat berlangsung singkat. Peserta rapat bersuara bulat menerima laporan pertanggungjawaban pengurus. Sesi itu pun tuntas sebelum waktu salat Jumat tiba.
Sesi berikut dilanjutkan sekitar 2 jam kemudian. Rapat itu membahas larangan penggunaan jaring waring sebagai alat tangkap di seluruh perairan Kapuas Hulu, yang diberlakukan pemerintah setempat. Jaring bercelah rapat itu dianggap dapat mengancam keberlangsungan ekosistem sungai lantaran banyak anak ikan yang ikut terjaring.

Warga bersepakat mematuhi aturan itu sepanjang nelayan di wilayah lain juga mematuhinya, terutama yang berada di hulu sungai. Forum itu juga menyelesaikan konflik wilayah penangkapan ikan yang melibatkan dua warga setempat. Konflik dipicu keberatan seorang warga karena ada warga lain yang memasang alat tangkap di sungai di depan rumahnya. Dia kemudian merusak alat tangkap tersebut karena dianggap mengganggu dan dipasang tanpa seizinnya.

Arisan sungai
Rapat tahunan Pokmaswas Danau Lindung Empangau juga selalu disertai arisan sungai. Agenda itu paling ditunggu dan menjadi favorit warga. Keberuntungan mereka dalam mencari ikan selama setahun sangat ditentukan nasib baik pada saat itu. Arisan akan menentukan siapa yang berhak menangkap ikan di lokasi tertentu.

Ada sekitar 6 danau dan 11 anak sungai yang menjadi wilayah tangkapan favorit nelayan setempat. Lokasi-lokasi tersebut dikenal sebagai tempat ikan bersarang sehingga hasil tangkapan cukup menggiurkan. Di salah satu lokasi, misalnya, seorang nelayan bisa meraup penghasilan hingga Rp50 juta dalam satu musim penangkapan. Nelayan pun mengincar lokasi favorit tersebut dengan berharap keberuntungan dalam arisan sungai. Arisan menerapkan sistem lelang lokasi dengan mengundi kupon untuk menentukan pemenang. Mereka yang berminat harus membeli kupon senilai Rp1.000 selembar untuk setiap lokasi yang ditawarkan.

Nelayan banyak yang memborong hingga ribuan kupon demi memenangi arisan. Pemenang arisan kali ini, di antaranya, Redi untuk lokasi di Sungai Batang Setap dan Memet untuk di Sungai Peti Kolak. Redi memborong hingga 1.755 kupon dan Memet sebanyak 1.621 kupon.

"Tidak selalu yang punya banyak (kupon) itu beruntung. Orang yang cuma membeli 5-10 kupon pun sering juga menang," ujar Sahri, nelayan setempat. Pemenang arisan akan dikenai sumbangan masing-masing Rp100 ribu untuk setiap lokasi yang dimenangi. Sumbangan tersebut beserta hasil penjualan kupon akan dimasukkan ke kas pokmaswas.

Penetapan pemenang dalam arisan mengikat seluruh nelayan. Mereka tidak boleh menangkap ikan di lokasi yang telah dimenangi nelayan lain. Ketentuan tersebut berlaku selama setahun atau hingga arisan berikutnya. Namun, nelayan yang belum beruntung tidak perlu khawatir karena masih banyak lokasi penangkapan di sekitarnya.

Arisan sungai diterapkan untuk mencegah penangkapan berlebihan di lokasi tertentu. Tradisi itu juga menjadi satu di antara model resolusi konflik yang diterapkan warga dalam mengelola sumber daya alam. "Agar nelayan tidak berebut wilayah tangkapan," tegas Agus. (Aries Munandar/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya