Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
BANJIR bandang di kawasan Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, berisiko terjadi lagi. Kerusakan lingkungan di Bandung utara, yang berada di wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, diduga menjadi penyumbang terbesar kejadian itu. Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Maman Sunjaya menyatakan supaya banjir tidak terulang kembali di Kota Bandung, ketiga daerah pemilik kawasan Bandung utara harus duduk bersama. "Tidak bisa dilakukan secara parsial."
Pemkab Bandung Barat sendiri sudah tidak pernah mengeluarkan izin pembangunan di kawasan itu, karena kewena-ngannya ada di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bahkan, di kawasan wisata Maribaya, milik pemkab, dikembangkan tanpa ada fondasi. Adapun di Kota Bandung, mengutip kajian Walhi Jabar, 80% kawasan Bandung utara-nya sudah menjadi hutan beton.
Ada perumahan mewah, apartemen, hotel, dan sarana komersial lain. "Tiga pemerintah daerah harus duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini. Pemprov Jabar harus menjadi koordinator, merumuskan solusi, guna mengantisipasi terjadinya bencana di wilayah Bandung Raya," tegas Maman.
Di Sukabumi, pemkot juga tengah menginventarisasi pemicu kerap terjadinya banjir bandang di sejumlah titik saat hujan deras. "Selain banyak saluran air yang tersumbat, limpahan air dari kawasan hulu juga jadi penyebabnya," terang Sekda Kota Sukabumi Hanafie Zain. Untuk itu, ia akan berko-ordinasi dengan Pemkab Sukabumi yang memiliki kawasan hulu sungai. "Karena melibatkan dua daerah, kami juga harus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar. Penataan harus dilakukan secara komprehensif," lanjutnya.
Ia mengakui banjir bandang di Jalan Pasteur, Kota Bandung, menjadi pelajaran bagi Sukabumi. Pasalnya, daerah ini memiliki geografis dan topografi seperti Kota Bandung. Bencana juga menjadi ancaman besar bagi Majalengka. Kepala Pelaksana BPBD Tatang Rahmat menyatakan selama 10 bulan terakhir sudah terjadi 50 peristiwa bencana di wilayahnya. "Longsor, banjir, dan angin kencang menjadi ancaman. Kami terus-menerus mengimbau warga untuk waspada bencana," lanjutnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved