Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Tim SAR Turunkan 10 Penyelam

Hendri Kremer
07/11/2016 03:50
Tim SAR Turunkan 10 Penyelam
(ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

SAMPAI minggu (6/11), pencarian enam tenaga kerja Indonesia, korban kapal tenggelam di Perairan Nongsa, Kepulauan Riau, belum membuahkan hasil. Upaya tim SAR Gabungan menurunkan 10 penyelam dari TNI Angkatan Laut dan Polri, sejak Sabtu (5/11), belum berjalan maksimal. "Penyelaman dibatalkan karena terganggu arus bawah laut yang sangat kuat. Jarak pandang para penyelam juga terbatas karena pasir dan kotoran lumpur yang naik," papar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigjen Ivan Ahmad Rizki Titus, di Batam, Minggu (6/11).

Ia menambahkan keenam korban yang masih dicari diduga berada di dalam kapal yang tenggelam. Karena itu, pihaknya berusaha mencari posisi bangkai kapal yang sampai kemarin belum ditemukan. Karena itu, para penyelam dilengkapi dengan peralatan canggih pendeteksi bawah laut. Dengan teknologi akustik atau side scan sonar, posisi bangkai kapal diharapkan bisa segera ditemukan. "Sinyal keberadaan bangkai kapal sudah terdeteksi. Kapal tersebut terbelah karena menghantam karang di bawah lautan. Seorang penyelam sempat terlilit tali yang belum diketahui asalnya," jelas Ivan.

Musibah kapal pengangkut TKI yang berangkat dari Johor Bahru, Malaysia, Rabu (2/11) menewaskan 54 orang, terdiri dari 39 laki-laki, 13 perempuan, dan 2 anak. Dari total 101 penumpang kapal kayu itu, 41 orang selamat, dan 6 masih dicari. Dari 54 jenazah yang sudah ditemukan, tim Disaster Victim Identification Mabes Polri dan Polda Kepulauan Riau sudah berhasil mengidentifikasi 12 jenazah. Sekretaris Badan Nasional Penempatan dan Perlindung-an Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Hermono mengaku sudah memulangkan 11 jenazah dan satu bayi.

"Pengiriman dibagi menjadi dua gelombang menggunakan pesawat Garuda. Selain ke Lombok, jenazah dikirim ke Jawa Timur dan Lampung. Adapun jenazah satu bayi di-serahkan kepada keluarganya di Batam." Kemarin, 22 korban selamat, warga Nusa Tenggara Barat juga dikembalikan ke daerahnya menggunakan pesawat. "Dari 26 korban selamat asal NTB, hari ini 22 korban dipulangkan. Tiga lainnya masih di Batam untuk membantu identifikasi jenazah dan satu lagi pulang ke Padang," papar Plt Kabid Humas Polda Kepulauan Riau AKB S Erlangga. Saat ini, di Batam masih ada 16 korban selamat yang ditampung sementara di Rumah Singgah Nilam Suri, Dinas Sosial Batam. Mereka akan dipulangkan secara bertahap.

Ombak tinggi
Minggu (6/11), dari sejumlah daerah dilaporkan gelombang tinggi masih belum mereda. Di Kota Bengkulu, Raju Sanjaya, siswa SDN 41, kelas tiga, tenggelam di Pantai Panjang. "Korban tengah mandi di pantai setelah mencari kayu bakar bersama seorang temannya. Tubuhnya terseret gelombang tinggi yang datang tiba-tiba," papar seorang saksi mata. Ombak juga menggulung Supriyadi, 16, santri dari Pondok Pesantren Alnadwah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Minggu (6/11).

Saat kejadian, korban dan tiga rekannya bermaksud hendak memancing di sekitar Pantai Pleret, Panjatan, Kulonprogo. "Tiga rekan korban dapat berlari dan menyelamatkan diri, sedangkan korban tidak bisa lari, terseret, dan hingga saat ini belum ditemukan," jelas Yudi Haryanto, rekan korban. Kondisi berbeda terjadi di perairan Bangka Belitung.
Ombak yang mereda membuat nelayan kembali berani melaut. "Dampaknya, harga ikan turun dari dua hari sebelumnya. Pasokan ikan ke pasar sangat banyak, karena nelayan tengah panen," kata Lukman, pedagang ikan di Pasar Su-ngailiat, Bangka. Masih di perairan, kapal pesiar Lautan India, terbakar di perairan Bungus, Kota Padang, Sumatra Barat.
"Kapal tengah membawa tamu yang akan surfing ke Mentawai," papar Ketua Asosiasi Kapal Selancar Sumatra Barat Aim Zein.
(MY/AU/RF/YH/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya