Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
TINGGINYA intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan mulai terendam banjir. Para petani pun terpaksa melakukan panen lebih awal untuk menekan kerugian akibat banjir. Seperti dialami para petani di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kepala Dinas Pertanian, Hulu Sungai Utara, Ilman Hadi. Ia mengatakan sekitar 450 hektare tanaman padi terendam banjir dan 132 hektare di antaranya mengalami puso atau gagal panen.
"Sebagian petani terpaksa panen lebih awal. Padahal, waktu panen diperkirakan pada akhir November ini," katanya, Minggu (6/11). Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan daerah dataran rendah yang merupakan titik pertemuan sejumlah sungai besar di bagian hulu, seperti Sungai Tabalong dan Sungai Balangan. Di sisi lain, sungai-sungai besar di Kalsel mulai meluap dan dikhawatirkan akan menyebabkan bencana banjir di sejumlah wilayah. Menurut data Dinas Pertanian Kalsel, sedikitnya 4.000 hektare tanaman padi di sejumlah kabupaten mengalami kerusakan dan puso.
Tingginya curah hujan juga mengancam ribuan hektare tanaman padi di area lahan rawa lebak. Kepala Dinas Pertanian Kalsel, Faturahman, mengatakan saat ini ribuan hektare tanaman padi di lahan rawa lebak juga terancam banjir. Area tersebut selama ini menjadi andalan Kalsel dalam meningkatkan produksi padi dengan luas lahan mencapai 90 ribu ha dari potensi luas lahan mencapai 150 ribu ha. "Pada saat kemarau area lahan rawa lebak justru bisa ditanam tanaman padi dan palawija sehingga pertanian di Kalsel berlangsung sepanjang tahun," bebernya.
Sejauh ini tanaman padi yang sudah dipanen pada periode Januari-April 2016 ialah 120.000 ha dan periode Mei-Agustus 2016 242 ribu ha. Dengan demikian, total tanaman padi yang sudah dipanen ialah 362 ribu ha. "Masih ada 190 ribu ha tanaman padi yang belum dipanen. Produksi padi Kalsel sampai saat ini tercatat sebanyak 1,5 juta ton dan diperkirakan bisa melampaui target produksi 2,3 juta ton pada Desember mendatang," kata Faturahman.
Gagal panen juga dialami para petani di Dusun Kertajaya dan Dusun Sabungjaya, Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, setelah serangan brutal hama keong mas. Bibit padi yang baru ditanam selama tiga minggu habis tak ada yang tersisa. "Meskipun kita sudah coba mengumpulkan keong mas, serangan masih terjadi. Terutama anak-anak keong mas yang baru menetas dari telur menyerang tanaman yang baru ditanam itu," kata Ratmini, 60, kemarin.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis, Kustini, memastikan hama keong mas memang tidak ada obatnya. "Tidak bisa hanya mengambil keong mas, tetapi juga harus membuang telur yang mana telah menempel di beberapa bagian dahan harus ikut dibuang," paparnya.
Meningkat
Staf Ahli Menteri Pertanian, Sam Herodian, mengatakan produksi gabah Indonesia tahun ini melampaui ekspektasi. "Tahun ini kita bisa produksi 79 juta ton gabah, naik daripada tahun lalu yang hanya 73 juta ton," kata dia di sela-sela rangkaian kegiatan Seminar Nasional Ketahanan Pangan dengan Kearifan Lokal, yang digelar Perhimpunan Teknik Pertanian (Perteta) Indonesia di Sumatra Barat. Acara itu diikuti lebih dari 150 peserta yang berlatar belakang petani, ahli, akademisi, dan pegiat teknologi pertanian.
Selain gabah, angka impor jagung diklaim berhasil turun 60%. "Untuk kedelai memang diundur targetnya hingga 2020 untuk swasembada. Begitu pun sapi pada 2021," sebutnya. Dia menegaskan target pemerintah bukan hanya swasembada, melainkan juga mewujudkan kesejahteraan kaum petani. "Karena dengan kesejahteraan itu, swasembada dan kedaulatan pangan akan mengekor secara sendirinya," pungkasnya.
Prof Azmi Dato Yahya, Dekan Fakultas Pertanian University Putra Malaysia (UPM), melihat banyak kesamaan masalah antara Indonesia dan Malaysia. "Seperti untuk beras itu, kami di Malaysia baru bisa memenuhi 70% permintaan dalam negeri. Sementara itu, 30% lain masih bergantung pada impor," jelas Azmi. Sekjen Badan Konsorsium Bidang Pertanian Dunia Prof Mikio Umeda menilai perlu hadirnya sebuah pusat studi pertanian di Sumatra karena banyaknya kesamaan antara Indonesia dan Jepang. Salah satunya, kesamaan tipe lahan yang memanjang dengan pegunungan yang rapat. (AD/YH/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved