KAPOLDA Lampung Brigjen Edward Syah Pernong berjanji akan mengusut kasus kematian Yongki, gajah sumatra berusia 15 tahun. Gajah jantan tersebut ditemukan pawang dalam kondisi tidak bernyawa dan tanpa gading. Ia ditemukan tidak jauh dari Posko Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Pekon Pemerihan, Kecamatan Bengkunatbelimbing, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, Kamis (17/9). Edward menyatakan akan menindak tegas para pelaku karena telah membunuh satwa langka yang dilindungi tersebut. "Akan kami tindak tegas, siapa pun pelakunya. Ini sudah komitmen kami untuk melindungi hewan yang dilindungi dan mengantisipasi penjualan gading gajah," kata Edward kepada surat kabar Lampung Post pada acara pengukuhan angkon muakhi dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Lampung, di Kota Bandar Lampung, kemarin.
Penjabat Bupati Pesisir Barat Qudratul Ikhwan meminta aparat mengusut tuntas kasus kematian gajah itu. "Harus diusut tuntas dan pelakunya harus dihukum untuk memberikan efek jera. Kalau dibiarkan, bisa saja terus terjadi, apalagi sekarang jumlah gajah semakin sedikit dan harga gading juga makin mahal," kata mantan Kepala Kesbangpol Provinsi Lampung itu, melalui sambungan telepon, kemarin. Qudratul pun mengapresiasi pengusutan yang terus dilakukan Polda Lampung, petugas TNBBS, dan penelitian tim dokter atas kasus itu. Pemkab berharap kasus itu segera terungkap dan perburuan pencurian binatang-binatang dilindungi serta perusakan alam di Pesisir Barat dapat ditekan seminimal mungkin.
"Sehingga, tidak terjadi lagi kasus serupa." Hal yang sama dikemukakan Edi, salah satu staf Worldwide Fund for Nature (WWF) Indonesia Lampung dan TNBBS-Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur. Ia meminta pihak berwenang mengusut kasus kematian Yongki. Edi berharap pelaku segera diusut dan akhirnya ditangkap sehingga dapat segera diproses hukum sebagaimana mestinya. Dipisah Dari informasi yang dihimpun, gajah jinak anggota Elephant Patrol TNBBS. Yongki yang memiliki bobot sekitar 2,5 ton, didatangkan dari TNWK ke TNBBS Pemerihan sebagai gajah penghalau konflik antara gajah dan manusia. Yongki telah enam tahun menjalankan tugasnya di TNBBS. Kematian gajah tersebut pertama kali ditemukan mahot (pawang)-nya sekitar pukul 07.00 WIB. Sebelumnya, sekitar pukul 23.00, Yongki dan Arni (gajah betina) dipisahkan dari kawanan gajah jinak lainnya karena ia memasuki masa berahi.
Pemisahan tersebut bertujuan menghindari rasa cemburu gajah-gajah lainnya. Pasangan gajah itu diletakkan sekitar 50 meter dari jarak kawanannya. Saat mahot akan memandikan Yongki pada pagi harinya gajah jantan itu sudah tergeletak mati. Gadingnya yang sepanjang 80 cm ketika ditemukan tersisa hanya 15 cm. Pihak TNBBS menduga pelaku kejahatan tersebut telah melakukan kejahatan secara terencana dan terstruktur. Hal itu terlihat dari potongan gading yang sangat rapi.