Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
BERAWAL saat minum teh celup, Rusiyati Megawati, 48, pengusaha kopi dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terinspirasi membuat kopi celup. Saat acara Temanggung Fair dan Kontes Kopi Temanggung 2016 yang diselenggarakan di Kompleks Gedung Pemuda, Kabupaten Temanggung, Rusiyati mengungkapkan hasil inovasinya yang sudah dipasarkan itu.
"Kebanyakan orang tahunya produk minuman celup hanya dari teh. Mereka lebih familier dengan teh celup. Jarang ditemukan kopi celup. Kopi celup bikinan saya ini membuat orang penasaran karena terkesan unik dan berbeda. Ini merupakan poin sendiri untuk bisnis kopi," ujar Rusiyati saat ditemui di sela-sela pameran, Senin (31/10).
Ide membuat kopi celup, kata Rusiyati, bermula saat melihat sebagian penikmat kopi yang tidak suka dengan ampas kopi. Bahkan kakaknya kalau meminum kopi selalu menyaringnya sehingga tidak tersisa ampas. Rusiyati kemudian mencicipi kopi, yang terlebih dahulu menyaring ampas, sebelum meminumnya. Ternyata ibu dua anak ini malah menemukan rasa dan sensasi berbeda saat menikmati kopi. "Saya jadi merasa tertantang ingin membuat kopi celup seperti teh, tetapi tanpa meninggalkan cita rasa kopi murni," jelas Rusiyati.
Pada pertengahan 2015, Rusiyati memulai eksperimen. Ia membongkar teh-teh celup yang dibelinya. Ia kemuian mempelajari teknik membuat teh celup, termasuk mengaitkan benang pada kantong teh celup. "Sampai dua dus teh celup saya bongkar, dipelajari dan bagaimana mengaitkan benangnya dan dipasang lagi," ungkapnya. Setelah berhasil mengemas teh dalam kantong celup, perempuan asli Indramayu ini harus mencari kertas pembungkusnya. Ia pun harus mencari ke Yogyakarta setelah mendapatkan informasi dari internet.
Untuk menciptakan kopi celup dengan rasa sempurna, ia mengolah kopi bubuk menjadi lebih halus dibanding ukuran kopi bubuk normal. "Isi tiap kantong tiga gram kopi bubuk halus pas untuk satu cangkir kecil. Namun, bila ingin kental, bisa menggunakan dua kantong kopi celup," sarannya. Setelah melewati berbagai proses uji, Rusiyati mantap memproduksi kopi celup. Awal Januari lalu ia mulai memproduksi kopi celup robusta dengan merek dagang Kinanthi.
Ia tidak menduga respons konsumen cukup bagus. Ia pun mulai mengembangkan area penjualan kopi celup di luar Temanggung, yakni Yogyakarta, Tangerang, Bogor, Jakarta, Cirebon, dan Magelang. "Selain dijual di supermarket, saya juga menjual secara online." Aroma dan rasa kopi olahan tradisional dari Rusiyati menarik minat perusahaan makanan Mirota di Yogyakarta. Hingga saat ini Mirota menjadi pelanggan tetap kopi celup robusta buatannya.
Setiap dua pekan sekali, ia memasok 15 kg kopi produknya ke Mirota. Hasil inovasinya itu juga sampai ke luar negeri. Saat ini kopi produksinya telah dikirim ke Belgia dan Jeddah. Tahun depan ia akan mengekspor kopi celupnya ke Korea Selatan. Di rumahnya, tidak sedikit orang asing belajar meramu kopi celup itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved