Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
PADA hari ketiga pascatenggelamnya kapal pengangkut tenaga kerja Indonesia (TKI) di perairan Nongsa, Kepulauan Riau (Kepri), tim SAR gabungan telah menemukan total 54 korban tewas. Rinciannya, 37 laki-laki, 15 perempuan, dan 2 anak balita. Sementara itu, korban selamat, 41 orang, masih dirawat di RS Bhayangkara Polda Kepri. Diduga, masih ada enam orang yang hingga kini belum ditemukan. Kapolda Kepri, Brigjen Sam Budigusdian, mengatakan, dari hasil perbaikan, data penumpang berdasarkan pemeriksaan polisi ialah 101 orang. "Sebelumnya, disebutkan 94 penumpang. Dari hasil penyelidikan, polisi memeriksa anak buah kapal ada 101 penumpang," ujar Sam, kemarin.
Menurutnya, kasus itu terus diselidiki. "Pemilik kapal jelas target kami. Berikan waktu kepada anggota untuk menyelidiki dan secepatnya akan dipublikasikan," tambahnya. Pada hari ketiga pencarian korban kapal tenggelam, Ketua Tim DVI Commander Kapal Karam Polda Kepri, AKB Djarot Wibowo, menyebutkan korban tewas yang telah ditemukan pada Jumat (4/11) ialah 12 orang dan mereka dapat diidentifikasi. Lima jenazah terakhir yang dapat diidentifikasi pada Jumat (4/11) ialah Rukmin, 39, asal Wage Batujahe, Praya Barat, Lombok Tengah, Ating Fatmawati, 33, asal Kampung Permai, Pijot, Keruak, Lombok Timur, Jainab, 39, asal Tanah Kembang Daye, Lombok Tengah, Rian Eka Yuniar, 31, warga Jalan Stadion Tulungagung, Jawa Timur, dan Novianti, 26, asal Dusun Jatirejo, Talang Jali, Kota Bumi Utara, Lampung.
Dari Jawa Timur, tim SAR Kabupaten Gresik masih fokus mencari tiga anak buah kapal (ABK) KM Dewaruci Perkasa yang tenggelam di alur pelayaran barat Surabaya (APBS). "Dugaan tim, kemungkinan tiga ABK masih terjebak di kapal," kata Wakapolres Gresik, Komisaris Nurhidayat, di Surabaya, Jumat(4/11). Selain fokus di lokasi tenggelam, pencarian diperlebar di sekitar APBS, sebab bisa juga korban terbawa arus. Tim SAR berharap tiga ABK bisa terangkat ke permukaan laut. Saat ini angin sangat kencang sehingga tim SAR harus menunggu cuaca membaik untuk menyelam.
Nurhidayat menambahkan, dari penuturan nakhoda kapal, Arif Adiprawiro, 13 ABK hendak berangkat dari pelabuhan khusus PT Semen Gresik. Namun, tiba-tiba kapal menabrak kapal lain di APBS. "Sejumlah 13 ABK berhamburan keluar kapal. Sembilan ABK berhasil menyelamatkan diri, tapi empat lainnya diduga terjebak di dalam kapal. Dari penjelasan nakhoda, mereka tidak sempat lari saat kapal tenggelam," kata Nurhidayat. Sementara itu, satu korban telah ditemukan pada Kamis (3/11).
Terisolasi
Pada bagian lain, jembatan antarkampung nelayan di Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat, ambruk. Ratusan kepala keluarga di tiga kampung nelayan terisolasi. Ambruknya jembatan itu terjadi saat hujan deras melanda wilayah tersebut pada Jumat (4/11) dini hari. Ditambah adanya arus kuat Sungai Cibulanbulan, jembatan yang sempat rusak dihantam perahu tongkang pengangkut eskavator itu roboh. Menurut Dedi Supriadi, warga Kampung Muara Dua, Desa Ciparagejaya, ambruknya jembatan menyebabkan tiga kampung, yakni Karangsinar, Karangsambung, dan Mangunkarya, terisolasi.
Dari Sukabumi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Asep Suhendrawan, mengatakan stok logistik seperti pangan, sandang, dan material aman untuk bulan ini. "Stok untuk November aman dan cukup," ujar Asep. (FL/CS/BB/SS/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved