Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Dana Desa untuk Beli Air Bersih

MI/WIDJAJADI
22/9/2015 00:00
Dana Desa untuk Beli Air Bersih
(MI/PALCE AMALO)
KEKERINGAN yang cukup panjang membuat daerah kewalahan untuk membeli air bersih bagi warga. Uang untuk penanggulangan kekeringan pun sudah habis hanya untuk membeli air bersih.

Seperti di Desa Jemowo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pemerintah desa setempat nekat menggunakan dana desa untuk membeli air bersih untuk 6000 jiwa yang dilanda krisis air bersih.

Kenekatan Kades Jemowo, Untung Widodo, menggunakan dana desa untuk membeli air bersih dilandasi rasa kemanusiaan.

Terlebih Pemkab Boyolali memperpanjang status siaga darurat kekeringan dari September menjadi Oktober. Untung mengakui dana desa yang diterima Rp200 juta, dan telah digunakan untuk membeli air bersih sebesar Rp57 juta.

Menurutnya, sejauh ini bantuan air bersih dari Pemkab Boyolali ke Desa Jemowo baru 10 tangki, dengan tiap-tiap volume 600 liter. "Ada juga bantuan air bersih dari PMI sebanyak empat tangki. Padahal, kebutuhannya untuk 6000 jiwa," ujar Untung.

Di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, anggaran penanggulangan kekeringan sebesar Rp400 juta dari APBD telah ludes untuk membeli air bersih.

Hingga kini, ada 95 ribu jiwa lebih di 96 desa yang tersebar di 17 kecamatan di Kebumen yang dilanda krisis air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen Muhyidin mengatakan alokasi anggaran air bersih untuk daerah krisis air bersih hanya Rp400 juta setara dengan 2056 tangki air bersih.

"Meski uang sudah habis, kami masih bisa mendistribusikan air bersih karena ada bantuan pihak ketiga sekitar Rp600 juta untuk pengadaan 3000 tangki," jelasnya.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, menjelaskan dampak El Nino menyebabkan 777 desa di 18 kabupaten/kota krisis air bersih. Hingga pekan ini, pengiriman bantuan air untuk daerah kekeringan mencapai 6406 tangki.

"BPBD Jawa Tengah telah mendapat dana siap pakai Rp9,5 miliar dari pusat untuk penanganan dampak El Nino," kata Sarwa di Klaten, kemarin.

Darurat kekeringan
Pada bagian lain, Pemkab Malang, Jawa Timur, menetapkan darurat kekeringan karena permintaan bantuan air bersih terus meningkat.

Kepala BPBD Malang Hafi Luthfi mengatakan musim kemarau tahun ini lebih panjang, mulai Agustus hingga Oktober.

Sebelumnya, permintaan bantuan air hanya mencapai 2357 kepala keluarga tersebar di empat kecamatan, yakni Singosari, Lawang, Kalipare, dan Jabung. Kini bertambah dua kecamatan, yakni Pagak dan Dau.

Hal sama juga terjadi di Kabupaten Lamongan. Sebelumnya, ada empat kecamatan mengalami krisis air bersih, kini meluas menjadi 10 kecamatan. Pemkab Lamongan telah mengirimkan 350 rit air bagi warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Demikian juga di Sukabumi, Jawa Barat, sedikitnya 60 desa tersebar di 18 kecamatan mengalami kesulitan air bersih. Mayoritas wilayah terdampak kekeringan tersebar di wilayah utara dan selatan.

Sulitnya mendapatkan air bersih memaksa ribuan warga Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, minum air kali setempat. Warga harus menggali tanah di bantaran kali sekitar 10 m untuk mendapatkan air.

"Kami memanfaatkan air dari Kali Oesao untuk minum dan cuci peralatan dapur. Kami terpaksa minum air sungai karena sumur sudah tidak mengeluarkan air," kata Agustina, warga Oesa yang ditemui saat mengambil air sungai. (BN/BB/LD/YK/PO/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya