KEBAKARAN hutan dan lahan di Pulau Sumatra dan Kalimantan yang tak berkesudahan dan membawa dampak semakin buruk, memantik solidaritas anak bangsa untuk memadamkannya.
Seperti siang itu, sekelompok anak muda, di bawah 40 tahun, di halaman Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalteng, di sayap sebelah kanan Kantor Gubernur Kalteng, tepatnya di Jalan RTA Milono, Palangkaraya, tengah asyik menggulung selang air.
Sebagian lagi membersihkan sejumlah peralatan seperti mesin pompa air. Penampilan mereka nyaris sama, yakni warna merah dan sepatu bot tinggi warna hitam.
Mereka ini ialah sekelompok anak muda yang tergabung di dalam Barisan Sukarelawan Pemadam Kebakaran (Balakar) 620. Saat ini tenaga mereka dibutuhkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalteng.
Bobby, salah satu relawan, mengisahkan pengalamannya memadamkan api, mulai dari kesulitan mendapatkan air hingga lokasi yang sulit ditembus karena ketebalan gambutnya. Ia mengaku pernah sepatu bot yang dikenakannya terbakar ketika terperosok di areal gambut.
"Saya kira gambut itu tidak terbakar. Ternyata di dalam tanah ada bara yang masih menyala dan membakar sepatu saya," ujarnya mengenang.
Kebakaran hutan dan lahan di Kalteng sudah berlangsung hampir tiga minggu. Selain melumpuhkan penerbangan, termasuk Bandara Cilik Riwut Palangkaraya, juga mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi lumpuh. Tak hanya itu, penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) jumlahnya pada September ini sudah mencapai 2.000 jiwa.
Setali tiga uang. Sejumlah relawan dari Yayasan AMDAL Indonesia (YHI) juga ikut memadamkan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah desa di Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi.
"Kami bertindak karena panggilan nurani saja. Tidak ada yang mengerahkan, tidak ada pamrih, apalagi berharap honor," tutur Ketua DPD YAI Jambi, Trijoko Purwanto.
Relawan lainnya, Rumah Zakat Pekanbaru, ikut menembus pekatnya kabut asap. "Daripada sibuk berkomentar di media sosial, lebih baik turun langsung memadamkan titik api," kata Wiwiek Anggraini, relawan divisi siaga bencana Rumah Zakat Pekanbaru.
Hingga kemarin, kata Wiwiek, sudah hari keenam tim mereka berpartisipasi bersama pemadam kebakaran, Brimob, dan TNI. Rumah Zakat juga membuka dua titik posko siaga sehat di dalam dan pinggiran kota. Kunjungi posko Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengunjungi dua posko darurat asap di Provinsi Riau, yakni di depan Pasar Sukaramai Jalan Sudirman dan Gelanggang Olahraga Tribuana Jalan Diponegoro Pekanbaru, tadi malam.
"Sekarang di Riau yang perlu itu ialah soal kesehatan, makanya saya juga mengajak Sekjen Kementerian Kesehatan," kata Siti Nurbaya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan jumlah titik panas di Provinsi Riau terus meningkat dalam 24 jam terakhir mencapai 127 titik pada kemarin pagi.
Dari Palembang dilaporkan, Kepolisian Daerah Sumatra Selatan menahan tiga karyawan perusahaan dalam kasus pembakaran lahan. Ketiga tersangka tersebut ialah P dari PT RPP, M, dan E dari PT PH. (Try/Bhm/SL/DY/BB/X-6)