PRESIDEN Joko Widodo mengharapkan Sail Tomini 2015 jangan sebatas seremoni. Para pemangku kepentingan harus membuat kegiatan yang berkelanjutan sehingga target perhelatan akbar tersebut tercapai, yakni mendatangkan banyak wisatawan dan meraup devisa.
"Setelah acara ini juga ada tindak lanjut. Entah setiap minggu, entah setiap bulan, harus ada program-program berkelanjutan sehingga ini betul-betul sebuah, bukan sekali kita datang kemudian senyap," kata Presiden dalam amanatnya pada puncak peringatan Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, kemarin.
Dalam acara puncak Sail Tomini, pengunjung dihibur dengan atraksi udara tiga pesawat Sukhoi TNI-AU, terjun payung, dan atraksi personel marinir serta parade kapal perang yang diikuti 28 KRI, juga enam kapal perang dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, Korea selatan, dan Australia dengan tema Indonesia poros maritim dunia.
Ada pula 100 kapal nelayan, 17 kapal ikan, 25 kapal nelayan tradisional sandeq dari Sulawesi Barat, serta 6 kapal milik pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga negara.
Presiden juga menandatangani sampul peringatan Sail Tomini 2015, meresmikan rumah sentra informasi nelayan, mengunjungi Sail Tomini Expo, memanen udang supraintensif, dan meresmikan Jembatan Dolago, semuanya di Kabupaten Parigi Moutong.
Presiden Jokowi meminta jajaran menteri dan gubernur serta bupati agar Sail Indonesia berikutnya dipersiapkan lebih awal. "Sail-sail berikutnya perlu dipasarkan setahun atau dua tahun sebelumnya sehingga semua orang tahu, turis dari mancanegara tahu," kata Presiden.
Di tempat yang sama, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Janggola menyebutkan permasalahan dunia kemaritiman di wilayahnya, yakni sumber daya manusia yang kurang, daya saing yang terbatas, angka kemiskinan yang tinggi, serta kerusakan lingkungan laut. (Kim/X-6)