Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Kekeringan Landa 94 Desa di Kebumen

Liliek Dharmawan
18/9/2015 00:00
Kekeringan Landa 94 Desa di Kebumen
(Antara Foto/Aditya Pradana Putra)
PETA kekeringan di Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), semakin meluas jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data terakhir menyebutkan kalau kekeringan di kabupaten setempat telah melanda 94 desa, sedangkan tahun lalu hanya melanda 87 desa. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen Muhyidin mengatakan bahwa kekeringan di Kebumen tahun ini jauh lebih parah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Fenomena El Nino sangat berdampak di Kebumen. Salah satunya adalah bertambahnya jumlah daerah yang mengalami kekeringan tahun ini," jelas Muhyidin, kemarin.

Menurut Muhyidin, sebagian desa yang sekarang masuk peta terdampak kekeringan berada di wilayah pegunungan. "Kami cukup kesulitan untuk memasok ke wilayah tersebut sebab mobil tangki tidak mungkin sampai ke lokasi, sehingga BPBD menggunakan mobil pikap dan truk. Saat ini ada dua mobil pikap dan dua truk untuk melengkapi delapan mobil tangki. Jadi setiap harinya, kami mengoperasikan 13 mobil pemasok air bersih," ujarnya.

Hingga kini, kata Muhyidin, pihaknya telah mendistribusikan sebanyak 1.733 tangki. Setiap tangki mendistribusikan 5 ribu liter, sedangkan untuk pikap atau truk biasanya menggunakan puluhan jeriken isi 30 liter. Di Brebes, Jateng, penyaluran air bersih bantuan dari Polres Brebes diberikan ke sejumlah kampung nelayan di Kecamatan Bulakamba, yakni di Desa Kluwut, Bulakparen, dan Grinting. "Kami sengaja memilih kampung-kampung nelayan yang memang sedang kesulitan air bersih," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Brebes, Ajun Komisaris Arfan Zulkan Sipayung, kemarin.

Di sisi lain, bantuan air bersih belum dirasakan warga yang berada di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Adapun permintaan bantuan air bersih masyarakat Kampung Cikakabah, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, dan Perumahan Sindanggalih, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, belum dipenuhi pihak BPBD setempat.

Air embung menyusut
Di wilayah Temanggung, Jateng, pembagian air dari sejumlah embung ke areal tanaman hortikultura belakangan mulai digilir. Upaya ini untuk menyiasati volume air dari embung yang terus menyusut terdampak kekeringan agar cukup mengairi seluruh tanaman hortikultura. Priyo, salah seorang warga Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, mengatakan, ketinggian air embung di daerahnya yang dalam kondisi normal mencapai 7 meter, saat ini tinggal tersisa kurang dari seperempat tinggi normal embung.

"Meski ketinggian air turun, kami berupaya agar semua areal tanaman kelengkeng seluas 20 hektare tetap teraliri air dengan cukup sehingga kami menerapkan sistem bergilir dalam pembagian air," kata Priyo, kemarin. Kebun kelengkeng seluas 20 hektare itu dibagi dalam empat zona, yakni zona barat, timur, selatan, dan utara. Tiap zona menerima jatah aliran air selama 5,5 jam dalam sehari. Setelah itu gantian zona lainnya mendapat aliran air.

Upaya pembagian air dengan sistem bergilir ini, kata Priyo, mulai dilakukan sejak dua minggu lalu. Dengan sistem pembagian air bergilir, semua areal tanaman kelengkeng dapat teraliri air serta agar volume air yang ada diusahakan cukup hingga Oktober. Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung, Masyrik Amin, mengatakan penyusutan volume air terjadi di tiga embung lain, seperti di Nglarangan, Kledung, dan Ngropoh.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya