Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
SEBUAH bom rakitan meledak di Lembaga Pemasyarakatan (LP) kelas IIA Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, Minggu (23/10). Dua orang narapidana terluka akibat ledakan yang terjadi sekitar pukul 14.20 WIB. Berdasarkan keterangan yang dihimpun Media Indonesia di Lhokseumawe, kemarin, beberapa saat setelah ledakan, tim penjinak bom dari Kompi 4 Brimob Jeulikat, Lhokseumawe, mendatangi LP dan mendapati satu unit lagi bom rakitan.
Bom itu dirakit dalam kaleng sarden berukuran panjang 10-12 sentimeter dan berdiameter 10 sentimeter. "Satu bom lagi meledak dan melukai dua korban," kata seorang warga setempat yang enggan disebutkan identitasnya. Ledakan itu juga membuat dinding beton LP berlubang. Kepanikan juga terjadi di dalam LP. Dua korban ledakan itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Lhokseumawe.
Satu di antaranya telah dikembalikan ke LP, sedangkan korban lainnya masih menjalani rawat inap karena mengalami luka bakar berat di sekujur tubuhnya. Kabid Humas Polda Aceh Kombes Goenawan mengatakan, berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), bom rakitan yang terbuat dalam kaleng sarden itu berdaya ledak rendah. Untuk memicu ledakan, pelaku memakai baterai dan sumbu yang diaktifkan dengan cara dibakar.
Hal itu, lanjut dia, terlihat dari bom yang belum meledak di tembok LP. Belum diketahui asal bom rakitan itu bisa berada di dalam LP. Secara terpisah, Kasatreskrim Polres Tabalong AK Wisnu Hadi di ibu kota Kabupaten Tabalong, Tanjung, Kalimantan Selatan, mengungkapkan tim dari Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mengklarifikasi ke TKP hilangnya 183 detonator di gudang bahan peledak milik PT Adaro Indonesia.
"Tim dari Kemenko Polhukam mengklarifikasi di lokasi pencurian detonator dan penyelidikan kasus ini terus dilakukan untuk mengungkap pelakunya," kata dia. Wisnu mengatakan, terkait kasus pencurian detonator pada 5 Oktober itu, Polres Tabalong sudah memeriksa 21 saksi. Kapolda Kalimantan Selatan Brigjen Erwin Triwanto memastikan detonator milik PT Adaro yang hilang hanya bisa digunakan dengan alat khusus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved