Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ratusan Warga Hadiri Refleksi dan Berdoa Mengenang 29 Tahun Tenggelam KMP Gurita

Amiruddin Abdullah Reubee
20/1/2025 15:44
Ratusan Warga Hadiri Refleksi dan Berdoa Mengenang 29 Tahun Tenggelam KMP Gurita
Ratusan keluarga dan penumpang KMP BRR melakukan refleksi dan doa bersama tragedi 29 tahun tenggelam KMP Gurita di perairan Ujong Suke, Balohan Sabang, pada Minggu (19/1/2025) kemarin.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

TRAGEDI tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Gurita di perairan Ujung Seuke, dekat pelabuhan Balohan Sabang, Aceh telah berlalu 29 tahun silam. 

Tragedi tersebut diketahui menghilangkan 284 orang dan menewaskan 54 jiwa. Para keluarga korban dan warga di Aceh, masih mengenang peristiwa kepanikan 378 penumpang KMP Gurita dalam pelayaran Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar-Balohan Sayang Saat itu. Apalagi dari 378 penumpang kapal, hanya 40 penumpang yang selamat. 

Karena itu, pada Minggu (19/1) atau tepat 29 tahun peristiwa tenggelamnya KMP Gurita, ratusan orang menghadiri refleksi, doa bersama, dan tabur bunga untuk mengenang para korban. Doa bersama berlangsung di atas KMP BRR dalam pelayaran trip pertama dari Balohan, Sabang-Ulee Lheue, Banda Aceh, sekitar pukul 08.00 WIB. 

Tokoh Masyarakat Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Marzuki, kepada Media Indonesia, mengatakan doa bersama peringatan peristiwa tenggelamnya KMP Gurita itu merupakan rutin digelar setiap 19 Januari. Untuk kelancaran Acara tentu difasilitasi oleh pihak PT ASDP Indonesia Ferry (persero) Banda Aceh. 

Ratusan keluarga korban KMP Gurita, warga Sabang, dan sekitarnya khidmat mengikuti tahlilan, samadiah, dan doa bersama yang dipimpin Teungku Ibrahim, pemuka agama dari Balohan Sabang. Ratusan penumpang KMP BRR yang menyeberang Sabang-Banda Aceh saat itu, juga ikut bergabung mengikuti upacara religi tersebut. 

Beberapa saat setelah berlayar dari pelabuhan Bolohan, KMP BRR melintasi titik utama tenggelam KMP Gurita persisnya di kawasan Ujoeng Sukee. KMP BRR memutar melingkari lokasi itu beberapa kali untuk dilakukan tabur bungan ke laut. Nakhoda KMP BRR juga membunyikan klakson saat mengelilingi perairan lokasi tenggelam itu. 

"Semoga almarhum dan almarhumah korban tenggelam Kapal Gurita pada 19 Januari 1996 atau 29 tahun silam itu, mendapat ampunan dan rahmat Allah," tutur Teungku Ibrahim. 

Sesuai catatan Media Indonesia, KMP Gurita tenggelam pada Jumat malam 19 Januari 1996. Kala itu kapal roro berpenumpang 378 orang itu berangkat dari Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, sekitar pukul 18.45 WIB. Tujuannya menyeberang ke Balohan, Kota Sabang. 

Menurut jadwal seharusnya KMP Gurita diperkirakan tiba di Balohan sekitar pukul 21.00 WIB. Namun, saat KMP Gurita melintasi kawasan Ujong Suke, Teluk Balohan sekitar 5-6 mil dari pelabuhan Balohan, kapal feri itu tenggelam. 

Hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebab kapal itu ditelan laut. 

Dari 378 penumpang, sebanyak 54 ditemukan meninggal, 284 hilang, dan hanya 40 jiwa dinyatakan selamat. Hingga kini kapal pabrikan Bina Simpaku Jepang yang dirakit tahun 1971 tersebut tidak ditarik dari kedalaman laut Pulau Weh, Sabang, itu. (MR/J-3) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik