Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
APARAT Polres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggerebek gudang daur ulang beras asal Sulawesi yang telah busuk, berbau bercampur kutu, Selasa (18/10). Beras itu tadinya akan dijual ke Perum Bulog cabang Labuan Bajo. “Beras ini dalam keadaan busuk bertepung. Nanti kita akan dalami lebih lanjut. Kami akan memanggil pihak terkait untuk diperiksa,” sebut Kasat Reskrim Polres Mabar AKP Alfredo Banjar Nahor, saat memimpin langsung operasi penggerebekan gudang Maha Putra milik Liliyana di Jalan Wae Mata, Kelurahan Wae Klabuk itu.
Dalam pengakuannya, sang pemilik gudang, Liliyana tak menampik tengah mendaur ulang beras busuk dari Sulawesi untuk dicampur dengan beras dari NTT. “Benar kita tengah daur ulang yang baik untuk di konsumsi di jual kembali ke Bulog. Kami ada kontrak kerja dengan Bulog sebagai pemasok stok,” tuturnya. Saat dimintai konfirmasi, Kepala Bulog cabang Manggarai Barat, Ansar Leki Maly mengatakan, Maha Putra merupakan rekanan baru yang dikontrak untuk memasok beras sebanyak 30 ton. “Baru dua hari ini mereka mendrop beras. Beras yang ada ini masih sebatas titipan karena masih harus di periksa memenuhi syarat layak konsumsi atau tidak,” beber Ansar.
Jika sudah melakukan pelanggaran begini, dia mengaku akan mencoret Maha Putra sebagai rekanan. “Kita serahkan ke pihak berwajib untuk diproses secara hukum.” Sementara itu, serapan gabah dan beras Bulog dikhawatirkan meleset dari target akibat tingginya harga pembelian gabah di tingkat petani yang telah melebihi HPP “Karena itu, Bulog diminta mengoptimalkan serapan gabah,” kata kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir di Surabaya, Jatim.
Sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015, HPP gabah kering panen (GKP) ditetapkan Rp3.700/kg, gabah kering giling (GKG) Rp4.600/kg, dan beras sebesar Rp7.300/kg. Kenaikan harga gabah pada September 2016 mencapai 1,29% menjadi Rp4.537 per kg. Hingga awal Oktober 2016, penyerapan Bulog dari seluruh daerah baru 2,6 juta ton setara beras. Jika penyerapan Bulog masih tinggi di awal Oktober, imbuh Winarno, berarti Bulog bisa mengejar target 3,2 juta ton atau lebih. “Kalaupun ada impor beras, haruslah digunakan sebagai stok,” ujarnya. (JL/FL/EP/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved