Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
HADIRNYA industri di sebuah perkampungan sering menimbulkan persoalan sosial. Seperti juga yang terjadi di Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan. Hampir semua warga di sana pernah memiliki masalah kesehatan, terutama paru-paru. Ketua RW 14 Kelurahan Utama, Cimahi Selatan, Mahmudin mengungkapkan banyak warganya yang tinggal di permukiman dekat pabrik kerap sesak napas dan batuk-batuk. Beberapa warga di antaranya menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan tuberkulosis. "Warga di RT 5 jumlahnya 110 kepala keluarga. Sebagian besar warga saya memiliki masalah kesehatan pada paru-paru. Ada yang sakit sudah menahun enggak sembuh-sembuh," kata Mahmudin.
RW 14 terdiri dari lima rukun tangga (RT) yang dihuni 750 kepala keluarga. Dari seluruh RT, hanya RT 5 yang berlokasi sangat dekat pabrik. Lokasinya terpencil. Akses jalan masuk hanya melewati sebuah lorong sempit. Di RW 14 itu terdapat 11 pabrik, mayoritas ialah pabrik tekstil dan garmen. Di sekitar pabrik, terdapat permukiman warga yang dipisahkan gang-gang sempit. Di situlah sering muncul polusi udara dan suara yang ditimbulkan dari aktivitas pabrik. Warga setempat mulai sering sakit batuk dan sesak napas karena setiap hari menghirup udara kotor. "Warga di sini nerima saja walau terkena dampak pabrik. Istri saya pernah sesak napas dan kulitnya keluar bintik-bintik. Anak saya pernah terkena tuberkulosis," ungkapnya.
Hasil pembakaran batu bara dari dalam pabrik pun sering tercium oleh warga. Baunya menyengat dan sering terasa pada siang dan sore hari. Tak hanya itu, debu-debu hasil pembakaran juga sering terlontar. Warga RW 14 pernah berdemonstrasi ke DPRD Kota Cimahi dan pemkot. Hasilnya nihil. Suherman, Selamet, Een Nurhaeni, dan Eli mengungkapkan hal serupa seperti dikatakan ketua RW 14. Mereka ialah warga RT 5 dan pernah sakit paru-paru serta sesak napas dalam jangka waktu lama.
Kepala Puskesmas Cimahi Selatan Mohammad Dwihadi mengungkapkan banyaknya warga di RT 5 RW 14 menderita sakit paru-paru. "Penyebabnya bisa karena asap yang ditimbulkan pabrik terdekat. Pembakaran batu bara di pabrik bisa menyebabkan warga sekitar sesak napas," ujar Dwihadi. Beberapa tahun lalu Puskesmas Cimahi Selatan pernah merasakan dampak buruk aktivitas pabrik. Pabrik garmen yang berada di depan puskesmas sering mengeluarkan asap atau debu hasil pembakaran.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi Pratiwi menuturkan pihaknya melalui Puskesmas Cimahi Selatan telah meninjau langsung lokasi RT 5 RW 14 di Kelurahan Utama, Cimahi Selatan. Dari hasil peninjauan itu, memang ada beberapa warga yang menderita penyakit dan diduga Tb. Hasil peninjauan itu juga menyatakan jumlah penderita masalah kesehatan pernapasan dan paru-paru di RT tersebut tidak sampai lebih dari 50%. Jika lebih dari itu, tentu ada indikasi penyebab ialah pencemaran udara sekitar. (DG/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved