Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Sejumlah Tanggul Sungai Kritis, Banjir Besar Mengancam Kabupaten Demak

Akhmad Safuan
19/12/2024 23:24
Sejumlah Tanggul Sungai Kritis, Banjir Besar Mengancam Kabupaten Demak
Banjir air laut pasang (rob) masih merendam Jalur Pantura Semarang-Demak Kamis (19/12).(MI/Akhmad Safuan)


CURAH hujan tinggi dan tanggul kritis menjadi ancaman bencana banjir serius di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Banjir air laut pasang (rob) juga semakin meningkat dan meluas hingga mengakibatkan terganggunya aktivitas warga.

Pemantauan Media Indonesia, Kamis (19/12), banjir air laut pasang (rob) hingga jelang siang masih merendam puluhan desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Demak dengan ketinggian 30-110 centimeter, kondisi ini mengakibatkan warga semakin kesulitan karena setiap hari mulai tengah malam banjir merendam jalan hingga sebagian rumah.

Tidak hanya perkampungan penduduk, banjir rob juga merendam ruas jalan Pantura Semarang-Demak setinggi 20-60 centimeter. Akibatnya lalu lintas tersendat hingga lima kilometer karena kendaraan harus berjalan merambat saat melintasi banjir. Bahkan akibat intensitas hujan tinggi mengguyur setiap hari ancaman banjir lebih besar juga di depan mata.

"Sekarang ini banjir rob, tetapi hujan yang turun setiap hari telah membuat volume air sungai meningkat, hingga menyentuh bibir tanggul, itu yang semakin mengkhawatirkan warga di sini," kata Khoris,40, warga Onggorawe, Kecamatan Sayung, Demak.

Hal serupa juga diungkapkan Husain,50, warga Batu, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak. Dia mengaku sudah sepekan desanya terendam banjir rob. Bahkan banjir masuk ke dalam rumah warga dengan ketinggian hingga 50 centimeter, sehingga warga terpaksa membuat panggung untuk dapat beraktivitas dan bertahan.

Tidak jauh berbeda, Amri,40, warga Wedung, Demak mengaku harus menembus banjir setiap keluar masuk desa, karena jalan menuju kecamatan juga terendam hingga ketinggian air 20-40 sentimeter. "Di perkampungan nelayan dan pasar lebih parah, hingga kami hanya bisa pasrah, karena sudah bertahun-tahun rob tidak teratasi," imbuhnya.

Pelaksanaan Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Haris Wahyudi Ridwan mengungkapkan tidak hanya bencana banjir rob, banjir akibat hujan juga masih menjadi ancaman serius di daerah ini, karena tingginya intensitas hujan membuat volume air sungai meningkat drastis.

Selain itu, lanjut Haris Wahyudi Ridwan, kondisi diperparah dengan banyaknya tanggul sungai yang kritis sehingga Pemerintah Kabupaten Demak telah menetapkan siaga darurat bencana hingga 121 hari. "Kami terus melakukan pemantauan dan turunkan petugas untuk mengantisipasi banjir," imbuhnya.

Berdasarkan pemetaan dan pendataan, menurut Haris Wahyudi Ridwan,  terdapat 20 desa yang berpotensi terdampak bencana akibat tanggul sungai kritis yakni Desa Gempol Songo dan Desa Jleper (Kecamatan Mijen), Desa Jatisono (Kecamatan Gajah), Desa Dempet (Kecamatan Dempet), Desa Gaji, Banjarejo, Krandon, Tangkis dan Desa Sidokumpul (Kecamatan Guntur).

Desa lain terancam banjir akibat tanggul kritis, ujar Haris Wahyudi Ridwan, yaitu Desa Getas, Mojodemak dan Desa Karangrejo (Kecamatan Wonosalam), Desa Bumirejo dan Desa Teluk, (Kecamatan Karangawen), Desa Perampelan (Kecamatan Sayung), Desa Banyumeneng, Tamansari, Kembangarum, Desa Ploso dan Desa Pulosari (Kecamatan Karangtengah). (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik