Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Hindari Asap, Warga Ungsikan Keluarga

MI
12/9/2015 00:00
Hindari Asap, Warga Ungsikan Keluarga
(Ilustrasi/Dok.MI)
AKIBAT asap tebal yang menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sepekan belakangan, warga terpaksa mengungsikan keluarga mereka ke tempat yang masih aman. Alasan utama mereka ialah menjaga kesehatan dari paparan asap yang mengancam pernapasan.

Di antara mereka yang mengungsikan keluarga, ada Andi Lisna, 35, seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di bilangan Jalan RTA Milono, Palangkaraya. Ia mengaku telah mengungsikan kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) ke tempat keluarganya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. "Ini demi kesehatan mereka. Mereka (kedua anak Andi) mempunyai penyakit asma. Kalau terkena asap, penyakit mereka kambuh terus," ujarnya.

Andi mengaku tidak masalah dengan biaya yang tidak sedikit karena sering bolak-balik Palangkaraya-Banjarmasin. "Daripada saya kepikiran terus mengenai kondisi mereka di rumah. Apalagi ada kebijakan dari sekolah untuk libur selama kabut asap," kata dia.

Dampak asap terhadap kesehatan menimpa keluarga Dita, PNS di Pemprov Kalteng. Anak bungsunya yang berusia 3 tahun terserang batuk dan pilek dalam satu pekan ini. "Saya penginnya mengungsikan mereka ke rumah orangtua di Jawa, tapi siapa yang nungguin mereka, sementara saya dan suami harus bekerja?" keluhnya.

Data di RSUD Dorrys sylvanus Palangkaraya menunjukkan bulan ini merupakan puncak penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pasien rawat jalan. Sebagian besar pasien ialah anak-anak usia 1-4 tahun. Dari Januari hingga Agustus tercatat 847 kasus dan yang rawat inap 90 kasus.

Pada bagian lain, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memaparkan ada 1.312 titik panas di Kalimantan dan 575 di Sumatra.

"Diperkirakan, hingga Senin (14/9), potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca makin kering," ujarnya lewat rilis, kemarin.

Untuk kualitas udara, sebagian besar berada pada level tidak sehat hingga berbahaya. Demikian pula dengan catatan Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura. Kualitas udara terus memburuk, yaitu 144-167 pollutant standard index (PSI) atau tergolong tidak sehat. Udara dinyatakan tidak sehat jika PSI antara 100 dan 200.

Sementara itu, Kepala Humas Kementerian Perhubungan JA Barata menegaskan hingga saat ini belum ada kebijakan menutup bandara. "Otoritas bandara menyerahkan kepada pilot, apakah ia akan terbang dengan jarak pandang terbatas," ujar Barata di Balikpapan, Kalimantan Timur, kemarin. (SS/Mut/Uud/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya