Memasuki Musim Hujan, Tiga Desa di Flores Timur Antisipasi Banjir Lahar Gunung Lewotobi

Putri Anisa Yuliani
18/11/2024 21:08
Memasuki Musim Hujan, Tiga Desa di Flores Timur Antisipasi Banjir Lahar Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.(Antara)

BADAN Geologi memetakan setidaknya ada tiga desa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang harus mengantisipasi potensi banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki.

KEPALA Badan Geologi Muhammad Wafid di Jakarta, Senin (18/11), mengatakan bahwa banjir lahar dingin atau lahar hujan berpotensi terjadi ketika hujan berintensitas sedang hingga deras mengguyur puncak Gunung Lewotobi yang diyakini menahan banyak endapan material vulkanis.

Bila kondisi tersebut terjadi, ketiga desa seperti Desa Dulipali dan Nobo di Kecamatan Ile Bura, dan Desa Padang Pasir di Kecamatan Wulanggintang dan sekitarnya diminta oleh tim vulkanologi dan mitigasi bencana Badan Geologi untuk mengantisipasinya. 

"Sebagaimana rekomendasi yang diberikan diminta tidak ada aktivitas apapun di lokasi tersebut," ujarnya sebagaimana dilansir dari Antara.

Menurut dia, hal ini dikarenakan desa tersebut dilintasi oleh aliran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki dan air yang
bercampur material lahar akan turun hingga memperbesar dampak yang ditimbulkan di hilir.

"Sudah kami sampaikan peringatannya dan akan terus mengawasinya berkoordinasi dengan tim di lapangan, terlebih kawasan itu berada pada radius 7 kilometer dari kawah utama," imbuhnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan antisipasi potensi banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Senin siang, setelah mendapati cuaca di sekitar wilayah Flores Timur, Pulau Timor, Manggarai, Manggarai Barat, Ngada, dan Sikka mengalami hujan ringan dan disertai petir.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan kondisi tersebut berpotensi meningkatkan risiko di sekitar lereng Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, karena air dapat membawa material vulkanis berupa pasir, abu, bebatuan yang juga bercampur dengan kayu atau pohon hingga menutup pemukiman warga, sebagaimana yang pernah terjadi di Gunung Marapi, Sumatra Barat. (Ant/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya