Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PENAMBANGAN minyak ilegal masih marak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Dalam sepekan ini, PT Pertamina EP menggelar penertiban.
“Ada 104 sumur yang dikelola secara ilegal. Kami akan menertibkannya secara bertahap,” kata Manajer Humas PT Pertamina EP Muhammad Baron, kemarin.
Operasi penertiban digelar 9-13 Oktober. Sebelum menggelar kegiatan itu, Pertamina EP telah melakukan sosialisasi, baik kepada instansi terkait maupun warga sekitar.
Baron menambahkan pe-nertiban sangat penting dilakukan karena dampak kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Kerugian bukan hanya dialami Pertamina EP, tapi juga bagi penambang ilegal terkait kejadian yang tidak diinginkan.
Penambangan ilegal, lanjut dia juga menimbulkan ikutan kerusakan lingkungan. Salah satunya ialah su-mur 118 Field Ramba yang sudah menghasilkan lebih dari 2.000 ton limbah yang mencemari lingkungan.
“Limbah dan pencemaran lingkungan ini sangat membahayakan, terutama bagi tumbuhan, hewan, bahkan warga yang bercocok tanam di sekitar area sumur,” tambahnya.
Dalam penertiban, tim di-bagi menjadi lima kelompok, terdiri dari gabungan aparat dan pemerintah daerah. Me-reka bertugas di Mangun Jaya dan di Keluang. Pada operasi tahap pertama, Pertamina hanya fokus mener-tibkan sumur yang berada di wilayah kerjanya saja.
Dalam penertiban 9-13 Oktober, tim dibagi menjadi lima kelompok, terdiri dari gabungan aparat dan pemerintah daerah yang akan dibagi menjadi lima tim. Ada tim yang bertugas di Mangun Jaya, dan ada yang di Keluang.
Hasilnya, sudah 34 sumur yang ditertibkan. Tim menargetkan semua sumur yang berjumlah 104 bisa tuntas diterbitkan hingga akhir operasi.
“Sumur yang sudah ditertibkan akan kembali diope-rasikan oleh PT Pertamina EP Assset 1 Ramba Field,” tandas Baron.
Hanya saja, lanjut dia, pihaknya akan memilah sumur yang secara ekonomis bisa dioperasikan. “Sebab, tidak semua sumur bisa kembali dioperasikan, karena produksi minyak yang dihasilkan kurang ekonomis.” (DW/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved