Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Lahan di Pasuruan Kritis

Abdus Syukur
10/9/2015 00:00
Lahan di Pasuruan Kritis
(Petani di lereng Bromo---MI/Abdus Syukur)
RIBUAN hektare lahan di lereng Pegunungan Bromo Tengger dalam kondisi kritis. Bahkan lahan hutan di Desa Palangrejo, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang menyebabkan banjir lumpur pada April lalu, memperparah kekeringan di wilayah sekitarnya.

Saat ini, sebanyak 23 desa di Kabupaten Pasuruan mengalami krisis air bersih akibat kemarau berkepanjangan. Krisis air bersih diperkirakan akan semakin meluas pada September ini, terutama pada desa-desa di Kecamatan Pasrepan, Kejayan, dan Puspo.

"Kekeringan makin panjang dan sebaran luas wilayahnya juga makin besar, terutama pada puluhan desa di Kecamatan Puspo, Pasrepan, dan Kejayan. Karena setelah longsor, banyak sumber air yang hilang dan mati," kata Sugiharto, Peraih Kalpataru Penyelamat Hutan 2010 asal Purwodadi, Pasuruan, kemarin (Rabu, 9/9/2015).

Menurut Sugiharto, kondisi lahan yang kritis di wilayah bekas lahan hutan yang longsor tersebut harus segera ditanami. Selain kekeringan, diperkirakan pada musim penghujan nanti akan terjadi longsoran yang lebih parah.

"Para relawan saat ini tengah bersiap untuk penyelamatan lahan dengan reboisasi. Kami tengah mengoordinasikannya dengan semua pihak yang terkait,"imbuh Sugiharto.

Pemangku Adat Masyarakat Hutan Puspo, Mahrus Solikin, menyampaikan sedikitnya terdapat 50 hektare lahan yang harus segera ditanami di lokasi lahan yang kritis tersebut.

"Desa-desa di bawah hutan Palangsari saat ini kondisinya parah, kesulitan air bersih. Masyarakat hutan di Puspo sudah kami kerahkan untuk mengatasi darurat yang sifatnya sementara. Akan tetapi, untuk jangka panjang harus ada reboisasi," ujar Mahrus yang kerap meraih penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali Wisnu Wardhana menjelaskan hingga saat ini kekeringan lahan sawah di Bali sudah mencapai 800 hektare lebih.

Jumlah itu meningkat tajam dalam dua bulan terakhir, di saat pada Juli 2015 jumlah lahan kekeringan di Bali baru mencapai 350 hektare.

"Memang ada lahan sawah yang mengalami kekeringan terus meningkat. Namun, ini merupakan bencana nasional, bukan di Bali saja. Kalau hanya di Bali saya pasti dimarahi, tetapi ini merupakan bencana nasional," ujarnya di Denpasar, kemarin.

Harga beras
Pada bagian lain, harga beras kualitas medium di pasar tradisional di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kembali mengalami kenaikan berkisar Rp300 per kilogram (kg) dalam sepekan terakhir.

Itu seiring dengan mahalnya harga gabah kering sawah (GKS) di tingkat petani yang mencapai Rp5.000 per kilogram (kg). "Ya, beras naik lagi," ungkap Supiyati, pedagang beras di Pasar Induk Bojonegoro, kemarin.

Menurutnya, beras yang mengalami kenaikan harga berkualitas medium. Harganya naik Rp300 dari sebelumnya kisaran Rp8.300 per kg. Beras kualitas premium bertahan stabil pada kisaran harga Rp9.300-Rp9.500 dan beras kualitas Bulog stabil pada harga Rp8.000 per kg.

Kenaikan harga beras juga meresahkan warga di Lembata, Nusa Tenggara Timur.Pasalnya, kenaikan harga selalu terjadi setiap pekan. Kini harga beras per kg tertinggi Rp13 ribu/kg.

Agnes Kidi, pedagang beras di Pasar Pada, Kota Lewoleba, menuturkan harga beras melonjak naik sejak tiga pekan lalu.(OL/YK/PT/N-1)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya