Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Paloh Panen di Pinrang

MI
10/9/2015 00:00
Paloh Panen di Pinrang
(MI/Panca Syurkani)
SETELAH menanam padi unggulan di Kabupaten Maros, kemarin, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang diundang khusus Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Pinrang. Di sini, Surya Paloh menggelar panen raya, tepatnya di Kelurahan Maccorawalie, Kecamatan Watang Sawitto.

Syahrul Yasin Limpo menegaskan kepada Surya Paloh, selama ini beras Sulsel telah memberi makan 21 provinsi di Indonesia. Kondisi itulah yang menjadikan Sulsel sebagai daerah terbesar ketiga penyangga beras nasional.

"Saya sangat gembira dengan kehadiran Bang Surya. Ini akan menjadi legitimasi sendiri. Silakan lapor ke Pak Jokowi. Bang Paloh bisa cek, ini bukan sekadar omongannya gubernur," ungkap Syahrul.

Di sisi lain, Surya Paloh mengaku sangat senang dengan kondisi Sulsel. Menurutnya, ini menjadi bukti kedaulatan pangan Sulsel yang bisa dibanggakan secara nasional. Ia pun optimistis, dengan pembenahan infrastruktur pertanian, produksi bisa lebih maksimal lagi.

"Pinrang saja yang masih menggunakan irigasi berusia ratusan tahun mampu memproduksi padi yang banyak, apalagi jika sudah dibangun irigasi baru," kata Paloh.

Kepala Bidang Produksi Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel, M Aris Mappeangin, menyebutkan saat ini ada 50 ribu hektare sawah di Pinrang yang siap panen. Tiap hektare mampu menghasilkan 6,4 ton-7 ton.

"Kita sangat optimistis bisa mencapai target 5,7 juta ton tahun ini. Total sawah kita 1,1 juta hektare dan sampai saat ini belum ada yang dilaporkan gagal panen," ujar M Aris.

Bupati Pinrang Aslam Patonangi menambahkan, sekitar 85% sawah Pinrang merupakan sawah irigasi yang tidak terdampak kemarau.

Di Jawa Tengah, produksi padi di Banyumas merosot akibat terdampak musim kemarau. Biasanya, pada lahan 0,7 hektare (ha) mencapai 4 ton, kini menurun hingga 25% menjadi 3 ton atau merosot hingga 1 ton. Penurunan produksi itulah yang mendongkrak naiknya harga gabah. (LN/LD/PSY/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya