Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BADAN Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengadopsi model jimukumiai dan sharoushi yang diterapkan di Jepang untuk meningkatkan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Diharapkan, dengan cara itu, perkembangan kepesertaan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Indonesia dapat menyamai Jepang. Jimukumiai dan sharoushi dalam bahasa Indonesia berarti sentra komunikasi jaminan sosial (SKJS) dan konsultan jaminan sosial (KJS).
Di Jepang, sistem itu mampu meningkatkan kepesertaan jaminan sosial. Dari data pada 2014, kepercayaan peserta jaminan sosial sangat tinggi, yaitu iuran di Jepang sudah 98,3% dari sekitar 3 juta peserta dengan jumlah iuran sekitar Rp300 triliun. "BPJS Ketenagakerjaan selalu berusaha mendorong kemitraan strategis dengan berbagai pihak seperti pemerintahan dan masyarakat, bahkan instansi luar negeri, untuk mencapai kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan secara universal," kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di Yogyakarta, kemarin.
Kerja sama dilakukan dengan menggandeng Federasi Sharoushi Jepang dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam mengadopsi model sharoushi. Menurut dia, SKJS dan KJS sangat relevan dikembangkan di Indonesia yang berpenduduk tersebar di pulau-pulau. SKJS dan KJS akan semakin mendekatkan akase masyarakat pekerja pada program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, khususnya pekerja bukan penerima upah yang mencapai 70,9 juta pekerja dari total potensi keseluruhan sebesar 122,3 juta pekerja.
Jumlah peserta BPJS di Indonesia saat ini sekitar 20 juta. Target peserta BPJS hingga akhir tahun ini ialah 21,8 juta. BPJS Ketenagakerjaan, lanjut Agus, menjadikan Yogyakarta dan Jember sebagai pilot project model ini. Dua daerah itu memiliki pekerja di sektor-sektor informal yang banyak. Setelah dievaluasi selama delapan bulan, rencananya model itu akan dikembangkan untuk seluruh Indonesia pada pertengahan 2017.
Agus juga menambahkan profesi KJS sangat berpotensi membuka lapangan kerja baru. Hal tersebut berdasarkan peristiwa yang terjadi di Jepang, yaitu mereka mampu mempekerjakan 40 ribu sharoushi. Presiden Federasi Sharoushi Jepang, Kenzo Onishi, mengaku sharoushi yang telah berusia 55 tahun telah sangat matang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved