Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Bandung Pasang Sirene Bencana

(EM/ANT/AT/BN/LD/WJ/RF/N-1)
10/10/2016 02:00
Bandung Pasang Sirene Bencana
(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

PEMERINTAH Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), segera memasang alat deteksi banjir di sejumlah titik dan hulu sungai yang kerap menggenangi perumahan warga. Sekretaris Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Agoes Syafrudin di Kota Bandung, Minggu (9/10), mengakui selama ini kesulitan mengantisipasi banjir karena hanya mengandalkan kondisi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Kami segera memasang alat pendeteksi banjir dengan sistem sirene," ujar Agoes. Menurutnya, sirene bisa memprediksi sekaligus mengantisipasi banjir karena akan meraung jika volume air sungai di atas rata-rata.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga ahli kebencanaan, Dwikorita Karnawati, meninjau lokasi pemasangan alat deteksi dini atau early warning system (EWS) bencana tanah longsor dan banjir bandang di Desa Abang Batu Dinding, Kecamatan Kintamani, Bangli. "EWS ini tidak sekadar penelitian dalam jurnal, tetapi langsung diterapkan untuk menjawab persoalan kemanusiaan yang mengganggu kesejahteraan nasional," kata Dwikorita saat mengunjungi lokasi alat peringatan bencana.

EWS yang diterapkan UGM, lanjut dia, mengintegrasikan aspek sosial masyarakat dan teknis dari alat peringatan dini. EWS tersebut telah menjadi standar nasional Indonesia. Peneliti kebencanaan UGM Wahyu Wilopo menambahkan, dalam sistem peringatan dini bencana, yang terpenting ialah masyarakat. UGM bersama BPBD memfasilitasi warga sekitar untuk membangun kesadaran tentang kebencanaan, mulai pembentukan struktur, pembuatan peta, pembuatan prosedur tetap, pemasangan alat, hingga merespons peringatan dini.

"Pemasangan alat peringatan dini hanya sepertujuh dari keberhasilan EWS," kata dia. Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) 1, Malang, Jawa Timur, memberlakukan piket banjir menyusul hujan deras sehingga meningkatkan debit air di wilayah sungai dan waduk. "Seharusnya Oktober sudah puncak kering, tapi sekarang justru hujan hampir setiap hari. Bahkan sejumlah daerah banjir," tegas Sekretaris PJT 1 Malang Zainal Alim.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya