KEKERINGAN pada lahan pertanian di Kalimantan Selatan terus meluas. Sampai kemarin (Senin, 7/9/2015), tercatat sudah ada 12.276 hektare lahan yang mengalami kerusakan.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan, Faturahman, mengakui kerusakan lahan pertanian akibat musim kemarau tahun ini tergolong cukup luas. "Bencana kekeringan tersebar merata pada 13 kabupaten/kota."
Daerah terparah yang terdampak kekeringan ialah Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Utara, dan Tanah Laut. Dari realisasi tanam seluas 216.046 hektare, 12.276 hektare di antaranya sudah terdampak kekeringan dan rusak.
Dari jumlah tersebut ada 1.001 hektare tanaman padi yang mengalami puso. "Dengan asumsi seorang petani menanam satu hektare, ada 12 ribu lebih petani di Kalsel mengalami kerugian akibat bencana kekeringan ini," lanjut Faturahman.
Selain rusak, kekeringan menyebabkan 47 hektare tanaman padi di Kecamatan Candi Laras Utara, Kabupaten Tapin, musnah terbakar. Kemarau panjang juga membuat 465 hektare tanaman kedelai dan 619,7 hektare tanaman jagung di Kabupaten Kotabaru dan Balangan juga mengalami kekeringan.
"Kemarau juga menyebabkan intrusi air laut, yang membuat 29,4 hektare tanaman padi dan 676 hektare tanaman kedelai di Kabupaten Banjar rusak," tambah Faturahman.
Di sisi lain, kemarau justru menjadi berkah bagi petani di kawasan rawa lebak. "Potensi lahan lebak di Kalsel yang bisa dimanfaatkan mencapai 100 ribu hektare lebih. Kalsel bisa mendapat tambahan produksi 530 ribu ton dari lahan ini," ungkap Penjabat Gubernur Kalsel Tarmizi A Karim.
Dari Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan, sebanyak tiga desa di Kecamatan Gegerbitung mengalami krisis air. Warga terpaksa memanfaatkan air sungai meskipun debitnya terus menyusut.
Yuyun Yuningsih, 35, misalnya, mengaku hampir satu bulan terakhir sumur di rumahnya kering. "Kami terpaksa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap hari saya ambil air dari sungai. Jarak dari rumah sekitar satu kilometer."
Camat Gegerbitung Gungun Gunadi mengakui sudah satu bulan itu warganya mengalami krisis air bersih.(DY/BB/N-3)