Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Perlu Standardisasi Teknologi Pengolahan Air Limbah

Agus Utantoro
05/10/2016 16:43
Perlu Standardisasi Teknologi Pengolahan Air Limbah
(Dok.MI)

TIM PENELITI Universitas Gadjah Mada saat ini tengah mengembangkan desain anaerobic lfuidized technologu untuk pengolahan air limbah.
Dosen Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Wiratni Budhijanto mengatakan selama ini limbah cair yang ada di kawasan tempat pembuangan akhir sampah masih belum tertangani dengan baik. Padahal air limbah yang muncul pada tempat pembuangan akhir sampah atau yang biasa disebut lindi itu dapat mencemari lingkungan termasuk menurunkan kualitas air tanah di sekitar lokasi.

Ia mengakui pengelolaan lindi memang tidak mudah dan memerlukan lahan yang cukup luas tersendiri untuk penampungan. “Namun kami sedang mengembangkan teknologi pengolahan air limbah pada tempat pembuangan akhir sampah atau air lindi ini yang hemat tempat,” katanya. Melalui proses yang kini sedang dikembangkan itu, ujarnya air lindi nantinya aman dan tidak lagi mencemari lingkungan ketika dibuang.

Hal itu diungkapkan Wiratni dalam sebuah workshop tentang pengolahan air limbah yang digelar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Melaui workshop ini diharapkan pula akan terbentuk asosiasi peneliti pengolahan air limbah sehingga nantinya dapat dihasilkan pula standar pengolahan air limbah di Indonesia.

Workshop yang digelar selama dua hari, 5-6 Oktober ini diikuti oleh
berbagai perusahaan, organisasi pemerhati lingkungan dan kalangan peneliti air limbah.

Wiratni lebih lanjut mengatakan, teknologi yang dikembangkan peneliti UGM tersebut bisa dimanfatakan untuk perikanan. Ia bersama dengan peneliti lainnya tengah membuat desain kolam ikan vertikal sehingga tidak memakan lahan kolam begitu luas. “Kita menggunakan smart aquaculture technology, yaitu kolam vertikal dengan kedalaman dua meter, sehingga kesulitan terhadap lahan bisa diatasi. Kita akan menawarkan teknologi ini pada petani dan pengusaha untuk menjadi mitra riset,” ujarnya.

Ia menjelaskan prospek perikanan di Indonesia cukup besar. Dia menegaskan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor ikan nila terbesar.

Ia menyebutkan salah satu perusahaan perikanan di Semarang menjual ikan nila ke Amerika Serikat. Meski demikian, permintaan ikan nila dalam jumlah besar sulit terpenuhi karena perusahaan tersebut kewalahan dalam mendapatkan lahan kolam budidaya serta ketersediaan suplai air bersih.

“Mereka kesulitan untuk mendapatkan lahan untuk pengembangbiakan dan sulitnya air bersih,” terangnya.

Dengan teknologi yang dikembangkan ini, menurut Wiratni, diharapkan bisa memberikan solusi dalam usaha pengembangan budidaya perikanan. Anggota ikatan praktisi air limbah , Ivan Affandi, memaparkan tentang arti penting dibentuknya asosiasi insinyur pemerhati air limbah. Dengan adanya asosiasi ini nantinya ada standarisiasi dan validasi teknologi baru yang akan masuk ke Indonesia.

“Saat ini banyak teknologi yang masuk kadang baru skala laboratorium dijual ke Indonesia, perlu ada standar ,” katanya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik